Suryagemilangnews.com, Lombok. Gempa Lombok yang terbesar berkekuatan 7 SR benar-benar meluluhlantakkan sebagian pulau Lombok, terutama Utara dan Timur. Berdasarkan kesaksian relawan MDMC yang bertugas di Melepahsari, Kayangan, Lombok Utara, NTB nyaris tidak ada bangunan baik rumah warga maupun tempat ibadah dan fasilitas umum yang masih utuh, semua rusak berat. Kondisi tersebut membuat warga harus mendirikan tenda-tenda di sekitar rumah mereka untuk tinggal sementara.
Masjid Baitur Rohman di dusun Melepahsari adalah salah satu bangunan yang mengalami kerusakan parah dan tidak mungkin dipakai lagi. Atas inisiatif relawan MDMC dan warga maka masjid tersebut harus dirobohkan sekalian agar bangunan yang tersisa tidak membahayakan. Maka pada hari Rabu,15 Agustus 2018 tim MDMC yang dikomandani oleh Joko, Ketua MDMC Kalibening, Banjarnegara melaksanakan pembersihan puing-puing masjid Baitur Rohman dengan jumlah personil dan alat seadanya. Tentu bukan pekerjaan mudah untuk membersihkan reruntuhan masjid yang masih menyisakan sebagian tembok, pilar dan atap yang sudah rubuh ke lantai dalam kondisi seperti itu. Pekerjaan tersulit adalah merobohkan pilar-pilar yang terbuat dari cor beton bertulang yang dilakukan secara manual dengan bersama-sama menariknya dengan tali. Meski ditengah cuaca panas menyengat dan keterbatasan pasokan air minum, tim berhasil merobohkan satu per satu pilar-pilar tersebut.
Sampai Rabu sore pekerjaan belum selesai, masih menyisakan puing-puing atap, tembok dan juga tempat pengimaman yang temboknya masih berdiri kokoh. Untuk mempercepat pekerjaan membongkar pengimaman tersebut, esok harinya Kamis, 16 Agustus 2018 tim meminta bantuan mobil Satgana PMI untuk menarik tembok yang masih berdiri dan dengan susah payah akhirnya tembok bisa dirobohkan. Selanjutnya pembersihan puing-puing atap dan tembok yang masih tersisa dilakukan secara manual, diangkat sedikit demi sedikit. Kamis sore akhirnya tim bisa membersihkan puing-puing reruntuhan masjid, sehingga terlihat jelas lantai keramiknya.
Jum’at pagi tanggal 17 Agustus 2018 masjid darurat diatas bekas Masjid Baitur Rohman mulai didirikan. Bahan yang dipakai adalah bambu sebagai tiang-tiang serta rangka atap, sedangkan tutupan atap dan samping menggunakan terpal tenda. Meski sudah dimulai dari pagi, sampai menjelang sholat Jum’at didirikan, masjid darurat baru selesai tiang-tiang dan sebagian rangka atap tetapi kewajiban sholat Jum’at tetap harus dijalankan. Jadilah sholat Jum’at dilaksanakan di masjid darurat yang masih terbuka, belum ada sekat dan atap sama sekali, serta bertindak selaku khotib dan imam sholat adalah komandan tim, Ustadz Joko. Sholat Jum’at berlangsung dengan lancar dari awal sampai akhir. (jap)