SURYAGEMILANGNEWS.COM, Akhir-akhir ini Muhammadiyah disebut-sebut berkaitan dengan kasus terorisme karena dalam kasus-kasus teror yang terjadi ada pelaku yang kedapatan membawa-bawa identitas ortom Muhammadiyah dan bahkan salah satunya adalah mantan guru di sekolah Muhammadiyah. Meski setelah diteliti lebih dalam identitas dan status para pelaku teror tersebut sudah tidak ada kaitan sama sekali dengan Muhammadiyah, namun tak ayal munculnya kasus tersebut membuat kaget masyarakat serta komentar miring terhadap Muhammadiyah.
Tulisan ini tidak akan menyajikan pandangan Muhammadiyah tentang terorisme, karena sudah jelas sekali Muhammadiyah sangat menentang terorisme. Selama 107 tahun Muhammadiyah berdiri, bangsa Indonesia secara historis sudah membuktikan sendiri bahwa Muhammadiyah tidak pernah sekalipun tercatat terlibat aktifitas yang mengarah pada terorisme. Sebaliknya aktifitas Muhammadiyah justru banyak membantu rakyat dan pemerintah Indonesia melalui amal usaha di bidang-bidang agama, sosial, pendidikan dan kesehatan. Namun jika karena peristiwa teror akhir-akhir ini masih ada yang menganggap Muhammadiyah pro dengan terorisme maka perlu membaca dokumen-dokumen ideologis Muhammadiyah.
Melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengenal lebih dalam tentang Muhammadiyah lewat dokumen yang bernama Kepribadian Muhammadiyah. Dokumen ini disahkan dalam Muktamar ke-35 tahun 1962 di Jakarta dan memuat empat hal pokok yaitu :
- Apakah Muhammadiyah itu?
- Dasar amal usaha Muhammadiyah
- Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah
- Sifat Muhammadiyah
Dari keempat hal pokok di atas akan penulis sampaikan dua hal saja yaitu tentang Apakah Muhammadiyah itu? dan Sifat Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan : kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.

Dalam poin pertama tersebut ditegaskan bahwa dakwah yang dilaksanakan sejak dulu bersifat kebaikan, bimbingan serta peringatan. KH. Ahmad Dahlan menterjemahkan kebaikan dari awal mendirikan Muhammadiyah tidak hanya kebaikan individu tapi juga sosial dengan mendirikan madrasah, panti asuhan dan rumah sakit PKU. Dengan demikian dakwah yang dilaksanakan Muhammadiyah alih-alih untuk menyebarkan teror di masyarakat, sebaliknya mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Dalam Kepribadian Muhammadiyah juga ditegaskan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi mempunyai sifat-sifat :
- Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
- Lapang dada, luas pandang dan memegang teguh ajaran Islam
- Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah
- Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
- Mengindahkan segala hukum dan undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah
- Amar ma’ruf dan nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik
- Aktif dalam perkembangan masyarakat dan pembangunan dan sesuai dengan ajaran Islam
- Kerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya
- Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
- Bersifat adil serta koreksi ke dalam dan keluar dengan bijaksana
Jika dicermati satu persatu sifat-sifat yang digariskan di atas maka sangat tegas bahwa Muhammadiyah hadir untuk menjadi solusi ditengah kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam etnis, suku, agama dan saat itu masih dalam kondisi miskin, bodoh serta terbelakang. Muhammadiyah juga mengindahkan hukum, perundangan dan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa satupun ada bukti sejarah Muhammadiyah hendak bertujuan mengubah negara Indonesia baik falsafahnya, dasarnya dan bentuknya. Sehingga jelas sekali bahwa dalam kaitannya dengan terorisme secara ideologi, tujuan, gerak dan langkah maka Muhammadiyah jauh panggang dari api. (sapari)