Suryagemilangnews.com, Mengingat kematian merupakan keharusan bagi setiap kaum Muslimin. Kematian itu sebuah kepastian, tetapi itu dirahasiakan, sehingga menjadikan hidup manusia lebih tentram dan bersemangat untuk mengisi kehidupan dengan berbagai amal sholih.
Pernyataan diatas disampaikan Drs. H. Jumari, selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Magelang dalam ceramahnya di chanel Youtube KajianMu MGL. Pada awal ceramah Jumari menyampaian hadits yang berbunyi;
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan” (HR. An Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, Hadits ini hasan shahih menurut Syaikh Al Albani).
Hadits diatas menunjukkan Nabi Muhammad saw menghimbau untuk memperbanyak mengingat kematian, dengan mengingatnya insya Allah hidup lebih berarti.
Berlokasi di pemakaman Kauman, Muntilan, Magelang, dalam ceramahnya Jumari memberikan contoh sekelilingnya (makam), bahwa ketika masih hidup mereka menikmati banyak hal tapi sekarang sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Kenyamanan orang meninggal bukan ditentukan oleh mahalnya kain kafan, seberapa bagus nisan, dikubur dimana, itu tidak menjamin kenyamanan bahkan sekalipun di kubur di tanah suci. Penentu kenyamanan dalam kematian adalah bekal yang dipersiapkan semasa hidupnya.
Jumari mengambil dalil dari Qs Al Mukminun 99-100
Penyebab orang menyesal adalah karena lengah dalam amal sholih yang dilakukan. Kesalehan individual dan tidak mencerminkan kesalehan sosila itulah yang menyesal.
Orang yang masih diberikan kehidupan, jangan sampai besok kita menysal ketika mati, mari manfaatkan kehidupan untuk beramal shalih, berjuang ,sehingga hidup kita bermanfaat untuk kemanusiaan. Hal itulah yang membuat kita selamat ketika meninggal dan mendapatkan pembalasan surga yang dicita-citakan.
“Jangan merasa banggga sudah tekun beribadah secara ritual. Hal itu tidak cukup sebagai bekal di hari kiamat, yang mencukupi adalah ibadah yang tekun, beramal sholih dan hidup kita bermanfaat bagi kemanusiaan”, Kata Jumari
Menurut Jumari, orang yang beriman dan berjuang derajat lebih tinggi dihadapan allah dan memiliki banyak keutamaan bagi diri sendiri dan sekitarnya. Beliau mengutip ayat Al Quran di surat An-Nisa ayat 95
دَرَجَٰتٍ مِّنۡهُ وَمَغۡفِرَةً وَرَحۡمَةً ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
(yaitu) beberapa derajat daripada-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Ma-ha Pengampun, Maha Penyayang. (Qs. An-nisa 95)
Beliau menjelaskan dalam berjuang, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dengan harta, pemikiran dan lainnya.
Jumari menambahkan bahwa dalam Surat Al Muzamil, penyebab masuk neraka adalah, tidak menjalankan sholat mereka akan masuk neraka Saqor, tidak memberi makan orang miskin (kepedulian sosial), beribicara dan bertindak yang tidak berguna, tidak percaya pada adanya hari pembalasan. Tidak percaya selain dalam hatinya, juga dalam perbuatannya. Orang yang yang percaya pasti perilaku lebih baik.
Sebagai penutup Jumari menyampaikan pesan untuk tetap bersemangat menjalani hidup, karena Allah swt membentangkan harapan kepada kita untuk tetap optimis. Sepanjang tidak musyik sebesar apapun dosa, akan diberi ampunan oleh Allah swt.(NSP)
sumber: Chanel KajianMu MGL (Dzikrul Maut, Jumari)