Perjalanan Muhammadiyah dengan program pendidikannya yang dimulai sejak permulaan abad 20 sampai saat ini diibaratkan sebagai dua sisi mata uang. Keduanya bergerak menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Muhammadiyah memandang Pendidikan adalah satu rangkaian penting dalam implementasi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah. Hal itu didukung oleh pemahaman warga Persyarikatan yang menempatkan Pendidikan sebagai usaha sadar untuk membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Rumpun Pendidikan Muhammadiyah terdiri dari ke-Islaman, ke-Muhammadiyahan, dan Bahsa Arab atau dikenal dengan Ismuba. Ketiganya menjadi kesatuan integral yang harus dikembangkan pada setiap Lembaga Pendidikan di Muhammadiyah. Mengapa ke-Islaman menempati urutan pertama? Karena salah satu ciri khas pedidikan Muhammadiyah yang melekat dan paling menonjol adalah bidang agama Islam. Melalui dunia pendidikannya Muhammadiyah memasukkan “misi pencerahannya” kepada masyarakat luas. Maka setiap lembaga Pendidikan Muhammadiyah mengajarkan butir-butir pelajaran Ismuba.
Ketiganya adalah ujung tombak persyarikatan dalam menyampaikan dakwah Muhammadiyah. Melalui pelajaran Ismuba tersebut Muhammadiyah juga menjalankan kaderisasi secara esensial, karena terdapat muatan ideologi dalam pelajaran ke-Muhammadiyahan. Memberikan pelajaran Ismuba sejak dini adalah sebuah langkah yang tepat untuk memberikan peserta didik wawasan ke-Islaman dan gerakan Muhammadiyah dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Ismuba Sebagai Pembentuk Karakter Siswa dan Kaderisasi Muhammadiyah
Kurikulum dimaknai sebagai sebuah dokumen yang didalamnya mengandung tujuan pembelajaran, isi, materi dan pengalaman belajar peserta didik, strategi pembelajaran, evaluasi sebagai tolok ukur pencapaian tujuan, dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum menjadi salah satu instrument yang berperan penting dalam proses Pendidikan. Sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Pendidikan bagik bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Sehingga, pendidik dan tenaga kependidikan yang baik adalah yang mampu memahami kurikulum kemudian menerapkan dalam proses pembelajaran.
Berbicara mengenai kompetensi yang diperlukan dimasa mendatang untuk menghadapi gempuran di era disrupsi, peserta didik diharuskan mempunyai kemampuan berkomuinikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mengedepankan moral dalam permasalahan, kemampuan mencoba untuk menghargai dan toleransi terhadapsetiap perbedaan, hidup bermasyarakat, bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar dan mampu mengelola kecerdasan sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Namun, kita bisa melihat, bahwa Pendidikan di Indonesia masih didominasi pada peningkatan aspek kognitif dan masih kurang pada pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan tujuan Pendidikan Indonesia. Hal ini dapat kita jumpai dengan maraknya perkelahian antar pelajar karena masalah sepele, fenomena klitih yang sampai memakan korban, kecurangan ujian dan sebagainya.
Oleh karena itu, disinilah letak pentingnya kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di sekolah Muhammadiyah kurikulum PAI disebut dengan Ismuba yang disusun oleh Tim Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kurikulum Ismuba ini sebagai usaha dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Muhammadiyah dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harapan masyarakat.
Pendidikan karakter yang tertanam dalan materi Ismuba sesuai dengan rancangan pemerintah tentang Pendidikan karakter. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) Pemerintah RI Tahun 2000-2025 menjelaskan bahwa Pendidikan karakter dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab sesuai dengan falsafah Pancasila.
Sesuai dengan Kemendiknas, ada 18 karakter peserta didik yang harus ditumbuhkan pada suatu proses Pendidikan, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Semuanya itu sudah secara eksplisit terkandung dalam materi ciri khas sekolah-sekolah Muhammadiyah dan diajarkan melalui Ismuba.
Secara filosofis, fenomenologis, dan psikologis Pendidikan Ismuba dikonsep sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, dalam membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Maka Pendidikan karakter pada Ismuba diarahkan untuk menjadi insan kamil, sesuai ajaran Islam dan perepektif Muhammadiyah. Tujuannya sejalan dengan tujuan Pendidikan karakter yakni terbentuknya karakter ideal bagi peserta didik. Karakter ideal yang diinginkan dalam pelajaran Ismuba adalah karakter religius, cerdas, mampu bekerja sama, dan peduli. Maka dari itu Ismuba dikatakan sebagai ujung tombak Pendidikan Muhammadiyah, karena sebagai sarana menanamkan nilai-nilai Islam, pembentukan karakter dan kaderisasi bagi persyarikatan Muhammadiyah.
*Guru Ismuba Taruna Muhammadiyah Gunungpring dan Kader Muhammadiyah Muntilan