Tuesday, July 8, 2025
  • Login
Surya Gemilang News
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Persyarikatan
    • Berita AUM
    • Berita Nasional
    • Berita Daerah
  • Artikel
    • Al Islam
      • Khutbah
      • Aqidah
      • Fiqh
      • Muamalah
      • Hikmah
    • Pendidikan
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Opini
  • Redaksi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Surya Gemilang News
No Result
View All Result
Home Hikmah

Ahmad Dahlan : Kyai 3M (Mujtahid, Mujadid, Mujahid)

Oleh: Fauzi Rochman*

admin by admin
September 15, 2023
in Hikmah
0
Ahmad Dahlan : Kyai 3M (Mujtahid, Mujadid, Mujahid)
0
SHARES
441
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dalam beberapa bulan terakhir ruang medsos milik Muhammadiyah dibanjiri berita tentang Musyawarah Pimpinan ataupun pelantikan mulai dari tingkat Wilayah sampai Ranting baik itu Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyitul Aisyiyah ataupun organisasi otonom yang lainnya. Kegiatan semacam ini sangatlah wajar, karena pasca muktamar kemudian serentak seluruh pimpinan Muhammadiyah dan ortomnya mulai dari Wilayah sampai Ranting akan berbenah regenasi kepemimpinan.

Foto-foto kegiatan yang banyak beredar di media sosial, menandakan antusias para pengurus maupun jamaah Muhammadiyah yang mengikutinya. Pimpinan yang baru senyum “sumriah” tak ketinggalan dengan pengurus yang sudah purna semua menyatu dalam kehangatan bermuhammadiyah. Dalam bermuhammadiyah mendapat jabatan ataupun tidak, tak menjadi soal, karena ada budaya tak tertulis di Muhammadiyah yaitu “dilarang meminta jabatan tetapi kalau diberi jangan menolak”. Inilah yang membedakan Muhammadiyah dengan organisasi kemasyarakatan yang lain ataupun parpol yang biasanya identik dengan saling berebut jabatan bahkan saat pergantian pengurus harus diakhiri dengan suasana ricuh, saling berkelahi bahkan lempar kursi karena tak dapat jabatan.

Para Peneliti Tertarik Dengan Muhammadiyah

Banyak orang terpesona dengan cara jamaah Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi. Tak ketinggalan seorang Mardigu Wowiek Prasantyo atau dikenal sebagai bossman yang malang melintang menjadi pembicara dibeberapa stasiun televisi nasional ataupun swasta takjub melihat Muhammadiyah, sehingga membuat ulasan pendek tentang Muhammadiyah di channel youtubenya. Mardigu menjelaskan bahwa Muhammadiyah menjadi organisasi nonprofit terbesar di dunia dengan memiliki kekayaan sebesar 400 Triliun, luas tanah wakaf seluas 20 juta meter persegi atau 4 kali pulau Bali. Bahkan Muhammadiyah memiliki 364 Rumah Sakit, 384 panti asuhan, 356 Pondok pesantren, 20.198 Masjid, 22.000 Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar, 3200 Sekolah Menengah, 164 Perguruan Tinggi. Inilah prestasi Muhammadiyah bahkan sampai sekarang belum ada person atau organisasi yang memiliki amal usahanya sebanyak Muhammadiyah.

Di sisi lain para intelektual Internasional juga tertarik melakukan riset dan berdiskusi mengkaji organisasi Muhammadiyah. Contohnya saja Profesor Mitsuo Nakamura peneliti dari Universitas Chiba University Jepang. Nakamura melakukakan penelitian untuk mendapatkan gelar PhD nya di Cornell University Amerika serikat. Disertasinya yang berjudul The crescent arises over the banyan tree: a study of the Muhammadijah movement in a Central Javanese town kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi “Bulan sabit muncul dari pohon beringin: Studi tentang pergerakan Muhammadiyah di Kotagede Yogyakarta”. Isi disertasinya tersebut antara lain (1) Muhammadiyah sebagai gerakan agama, yaitu gerakan pemurnian ajaran Islam dari budaya yang berasal dari luar Islam. (2) Muhammadiyah sebagai gerakan sosial, yaitu Muhammadiyah aktif dalam aktivitas sosial dalam bentuk amal usaha bidang kesehatan, dan bidang pendidikan. (3) Muhammadiyah sebagai gerakan ideologi, yaitu sikap Muhammadiyah tidak menolak budaya Jawa, tetapi menyaring intisari dari ajaran Islam dari budaya Jawa, sehingga muncullah yang disebut Islam Jawa.

Selanjutnya, Seorang profesor antroprologi sekaligus pengamat Islam asal Boston University Amerika Serikat yaitu Robert Hefner pernah mengajukan Muhammadiyah untuk meraih nobel perdamaian pada tahun 2019. Meski gagal, Robert Hefner mengaku tidak menyesal. Menurutnya, Muhammadiyah menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara yang berhasil menjalankan amal sosial dan amal agamis yang sukses. Profesor Hefner menyakini, negara yang paling berhasil mengembangkan format pendidikan Islam yang terefektif, terkini dan paling Islami dalam arti modern adalah Indonesia melalui Muhammadiyah. Hefner juga memuji Muhammadiyah yang konsisten dalalam menerapkan politik Moril, politik yang fair dan politik yang seimbang dan inklusif .

Kyai Mujtahid, Kyai Mujadid, dan Kyai Mujahid

Kebesaran nama Muhammadiyah pada masa kini tidak akan pernah lepas dari sosok KH Ahmad Dahlan, yang merupakan pemrakarsa berdirinya organisasi besar ini. Berasal dari kampung kecil Kauman Yogyakarta. Motivasi untuk mendirikan organisasi ini timbul dari kegelisahan KH Ahmad Dahlan saat melihat kondisi umat Islam pada masa itu yang umumnya terbelakang, minim pengetahuan, hidup dalam kemiskinan, dan terdampak oleh praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti TBC (Tahayul, Bid’ah, dan Churofat).

Dengan tekad yang kuat, KH Ahmad Dahlan kemudian mengambil langkah-langkah nyata untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Langkah-langkah ini menjadi pembeda dengan para Kyai pada masanya. Sebagian besar dari para Kyai di zamannya lebih fokus pada pengajian agama dan mencari pengaruh untuk menarik lebih banyak jamaah, serta mendirikan pondok pesantren yang seringkali dikelola oleh keluarga mereka sendiri.

Melalui pendekatan yang berbeda, KH Ahmad Dahlan merancang Muhammadiyah sebagai wadah untuk memperbaiki pendidikan, moralitas, ekonomi, dan kesejahteraan umat Islam. Inilah yang kemudian menjadikan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, yang terus berperan dalam pembangunan sosial dan pendidikan hingga hari ini.

Melihat sejarah dan langkah-langkah yang diambil oleh KH Ahmad Dahlan dalam upayanya menyelesaikan masalah umat Islam dan bangsa dengan mendirikan Muhammadiyah, maka pantas jika dijuluki sebagai “Kyai 3 M,” yang mencakup peran beliau sebagai Kyai Mujtahid, Kyai Mujadid, dan Kyai Mujahid.

Kyai Mujtahid (Pemikir Ulung): KH Ahmad Dahlan dapat dijuluki sebagai Kyai Mujtahid karena beliau adalah seorang pemikir ulung yang merumuskan pemahaman Islam yang relevan dengan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Islam pada masanya. Ahmad Dahlan merancang pendidikan yang memadukan pendidikan agama dengan pendidikan modern untuk mengejar ketertinggalan Islam dari barat. Berawal dari ruang tamu rumahnya berukuran 2,5 x 6 meter dengan tiga meja serta bangku seadanya. Muridnya pun tak banyak pada waku itu hanya sekitar sembilan orang kemudian lama lama bertambah. Pelajarannya pun tak hanya agama namun ada pelajaran umum bahkan ada Pelajaran musik ala barat. Walau awal berdirinya sempat ditentang banyak orang, namun lambat laun banyak orang yang mendukung langkah KH Ahmad Dahlan untuk mengintegrasikan antara ilmu agama dengan ilmu umum atau sains. Salah satu sekolah yang didirikan KH Ahmad Dahlan adalah Madrasah Muallimin dan Muallimaat di Yogyakarta.

Kyai Mujadid (Pembaru Islam): KH Ahmad Dahlan juga pantas disebut sebagai Kyai Mujadid karena beliau menjadi agen perubahan dalam masyarakat Islam pada waktu itu. Contohnya adalah dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah terinspirasi dari surat Ali Imran : 103 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Dalam mendirikan panti asuhan yatim juga terinspirasi surat al Maun. Pada zaman itu belum ada kyai yang sanggup mengejawantahkan isi al Quran seperti KH Ahmad Dahlan. Selain itu berusaha menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang murni dan menjauhkan masyarakat dari praktik tahayul, bid’ah dan churofat yang dianggap menyimpang. Sebagai pembaru Islam, KH Ahmad Dahlan memberikan inspirasi dan arahan baru bagi umat Islam.

Kyai Mujahid (Pejuang Islam): KH Ahmad Dahlan juga dapat disebut sebagai Kyai Mujahid karena beliau adalah seorang pejuang Islam yang gigih dan berkomitmen. Perjuangan dalam mengajarkan Islam sangat luar biasa. Tak hanya tenaga, waktu dan pikiran saja namun harta benda rela dikeluarkan untuk menopang perjuangannya. Kejadian bermula ketika sekolah yang dibangunnya tidak mampu untuk membayar gaji guru sekitar 300 sampai 400 gulden. Akhirnya beliau memanggil pengurus Muhammadiyah untuk mencatat apa saja barang yang ada di dalam rumahnya untuk dijual guna membayar gaji guru. Meja, kursi, bangku, kaca tembok, jam tembok, surban, baju, jas, sarung ia relakan untuk dijual. KH Ahmad Dahlan berpesan berapapun hasilnya ia hanya meminta 60 gulden untuk keperluan membayar hutang pribadi. Setelah semuanya terjual terkumpullah uang sejumlah 4000 gulden. KH Ahmad Dahlan hanya mengambil apa yang yang ia minta dan selebihnya diberikan kepada Muhammadiyah untuk membayar gaji guru dan keperluan perjuangan. Kejadian ini membuat KH Ahmad Dahlan tidak memiliki harta benda lagi di rumahnya sehingga , KH Sudja’ salah satu murid KH Ahmad Dahlan mengatakan “seakan-akan KH Ahmad Dahlan bertelanjang diri dan bertelanjang rumah sampai bulat”. Inilah contoh ketulusan KH Ahmad Dahlan mengorbankan semua yang dimiliki untuk perjuangan Islam sehingga membuat kesan yang mendalam bagi murid dan orang yang membaca sejarahnya.

Jadi, julukan “Kyai 3 M” memang sangat sesuai untuk menggambarkan peran dan kontribusi KH Ahmad Dahlan dalam menyelesaikan masalah umat Islam dan bangsanya melalui pendirian Muhammadiyah, yang mencakup peran sebagai seorang pemikir ulung, pembaru Islam, dan pejuang Islam.

*Kader Muhammadiyah Ranting Ngawen Muntilan Magelang

Tags: Ahmad Dahlankyaimuhammadiyah
Previous Post

LDK dan UKT kader Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Qobilah KH.Ahmad Mudzakir Pangkalan PPM MBS Bumiayu

Next Post

ISMUBA : Ujung Tombak Pendidikan Muhammadiyah

admin

admin

Artikel Terkait

Dari Sekolah ke Palestina: Antara Gelaja Egosentris Lembaga & Menghidupkan Visi Peradaban
Hikmah

Dari Sekolah ke Palestina: Antara Gelaja Egosentris Lembaga & Menghidupkan Visi Peradaban

July 4, 2025
13
Islam Progresif Melawan Oligarki Digital: Muhammadiyah di Pusaran Era Trump
Hikmah

Islam Progresif Melawan Oligarki Digital: Muhammadiyah di Pusaran Era Trump

January 23, 2025
208
Memahami Pahlawan Dibalik Meja
Hikmah

Memahami Pahlawan Dibalik Meja

October 29, 2024
159
Next Post
ISMUBA : Ujung Tombak Pendidikan Muhammadiyah

ISMUBA : Ujung Tombak Pendidikan Muhammadiyah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Inilah Nama Para Pahlawan Nasional Dari Muhammadiyah

Inilah Nama Para Pahlawan Nasional Dari Muhammadiyah

August 20, 2021
Dapat Hadiah Umroh, Nani Langsung Menangis

Dapat Hadiah Umroh, Nani Langsung Menangis

September 11, 2022
Hukum dan Waktu Membaca Doa Iftitah Pada Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

Hukum dan Waktu Membaca Doa Iftitah Pada Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

July 19, 2021
Inilah Penggembira Yang Memperoleh Rumah dan Motor, Hadiah Utama Door prize Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Inilah Penggembira Yang Memperoleh Rumah dan Motor, Hadiah Utama Door prize Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.

November 21, 2022
anak sekolah sd

SD Muhammadiyah Candirejo Menangi Kompetisi Foto Literasi

9
macam macam najis

Macam-Macam Najis

4
sholat subuh berjamaah

Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah

3
Sekolah Pencetak Wirausaha: SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Ciptakan Sabun Cuci Piring dan Produksi Bakso Jamur

Sekolah Pencetak Wirausaha: SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Ciptakan Sabun Cuci Piring dan Produksi Bakso Jamur

3
Silaturahmi Nasional AmbulanMu Digelar di Tall Wolu, Bantul

Silaturahmi Nasional AmbulanMu Digelar di Tall Wolu, Bantul

July 7, 2025
Obati Rasa Rindu, Alumni Muhika Muntilan Gelar Reuni Ageng Lintas Angkatan

Obati Rasa Rindu, Alumni Muhika Muntilan Gelar Reuni Ageng Lintas Angkatan

July 7, 2025
Dihadiri Ratusan Jamaah, Ust. Ridlo Berikan Kajian Inspiratif Di SMP Mutual Kota Magelang

Dihadiri Ratusan Jamaah, Ust. Ridlo Berikan Kajian Inspiratif Di SMP Mutual Kota Magelang

July 7, 2025
Selenggarakan Pelatihan DAPIDA, PDNA Kabupaten Magelang Fasilitasi Kader Perempuan Berkemajuan

Selenggarakan Pelatihan DAPIDA, PDNA Kabupaten Magelang Fasilitasi Kader Perempuan Berkemajuan

July 6, 2025

Recent News

Silaturahmi Nasional AmbulanMu Digelar di Tall Wolu, Bantul

Silaturahmi Nasional AmbulanMu Digelar di Tall Wolu, Bantul

July 7, 2025
76
Obati Rasa Rindu, Alumni Muhika Muntilan Gelar Reuni Ageng Lintas Angkatan

Obati Rasa Rindu, Alumni Muhika Muntilan Gelar Reuni Ageng Lintas Angkatan

July 7, 2025
83
Dihadiri Ratusan Jamaah, Ust. Ridlo Berikan Kajian Inspiratif Di SMP Mutual Kota Magelang

Dihadiri Ratusan Jamaah, Ust. Ridlo Berikan Kajian Inspiratif Di SMP Mutual Kota Magelang

July 7, 2025
3
Selenggarakan Pelatihan DAPIDA, PDNA Kabupaten Magelang Fasilitasi Kader Perempuan Berkemajuan

Selenggarakan Pelatihan DAPIDA, PDNA Kabupaten Magelang Fasilitasi Kader Perempuan Berkemajuan

July 6, 2025
15
Surya Gemilang News

© 2021 suryagemilangnews

Navigate Site

  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Persyarikatan
    • Berita Daerah
    • Berita Nasional
  • Artikel
    • Al Islam
      • Aqidah
      • Fiqh
      • Muamalah
    • Iptek
    • Kesehatan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak

© 2021 suryagemilangnews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In