SURYAGEMILANGNEWS.COM, MAGELANG —SMK Muhamamdiyah 2 Mertoyudan menerima kunjungan rombongan siswa SMP Negeri 1 Mertoyudan. Pertemuan ini merupakan implementasi program penguatan karakter siswa mandiri melalui seni (Presisi) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Di sini, para siswa belajar tentang pertanian hidroponik melalui jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).
Ketua Jurusan (Kajur) ATPH Ika Suhartiningsih mengungkapkan, pembelajaran teori pertanian hidroponik berlangsung sejak Agustus lalu. Sementara kegiatan praktik berlansung saat ini sampai November.
“Para siswa kita kenalkan hidroponik melalui teori, wawancara, dan praktik. Hingga nanti terwujud berupa produk yang bisa ditonjolkan,” tutur Ika, di Laboratorium Umum SMK Muhamamdiyah 2 Mertoyudan, Rabu, (27/10/2021)
Beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan seperti packcoy, bayam, dan caisim. Media yang digunakan juga dari bahan yang ramah lingkungan. “Kita kemas kegiatannya dengan menarik.”
Ika berharap kerjasama dengan SMP Negeri 1 Mertoyudan terus berkelanjutan. Dan melalui kegiatan ini dapat terwujud program merdeka belajar, sekaligus menyosialisasikan ketahanan pangan dalam kondisi pandemi.
“Meski lahan sempit, dengan sentuhan teknologi tepat guna dan ringan bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dikonsumsi,” tandasnya.
Guru pendamping SMP Negeri 1 Mertoyudan Nugraheni Tri Puji Lestari mengungkapkan, program Presisi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencari sumber belajar bukan dari guru sekolah. “Prinsipnya, bumi adalah sumber belajar. Siapapun adalah guru, dan guru adalah sekolah kita,” tuturnya.
Menurutnya, siswa bisa mencari sumber belajar dari manapun. Tidak terus-menerus di dalam kelas dalam suasana formal. “Bisa ke sawah bertemu pak tani atau ke peternakan bertemu peternak,” jelas Eni.
Ia juga menjelaskan, ada enam kelompok yang dibentuk untuk melaksanakan program dari Kemendikbud ini. Tiap kelompok mempunyai proyek sendiri yang terdiri dari delapan siswa dan dua pendamping. Ada yang belajar membuat batik, lilin aroma, telur asin, dan lainnya.
“Kebetulan untuk kelompok kami belajar hidroponik,” akunya.
Dirinya berharap, siswa memiliki pengalaman yang diperoleh dari tahapan melihat, mengamati, mencoba, dan akhirnya bisa menghasilkan. (bal/van)