Bandung – Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengirimkan 4 (empat) orang peserta pada pelaksanaan Muktamar ke – 14. Empat orang tersebut adalah Efi Nurul Utami, Ari Isrohayati Mile, Eka Faridah Wahyuningtyas dan Marina Melani.
Seperti diberitakan suryagemilangnews.com sebelumnya, bahwa Nasyiatul ‘Aisyiyah bersiap akan melaksanakan gelaran muktamar pada 2 – 4 Desember 2022 di Kota Bandung, Jawa Barat. Muktamar yang sedianya dilaksanakan pada 2020 tertunda karena pandemi covid – 19 ini mengambil tema Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban.
“Seharusnya Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ini dilaksanakan pada 2020 namun karena pandemi, kondisi tidak memungkinkan melaksanakan Muktamar secara tatap muka langsung. Selain itu beberapa pertimbangkan kami tidak melakukan Muktamar secara online karena Muktamar bukan hanya soal menyelesaikan tanggung jawab tetapi juga menjalin ukhuwah,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini.

Salah satu peserta muktamar, Marina Melani berharap akan mendapatkan pengalaman baru dan menambah relasi dalam aktifitas organisasi. “Alhamdulillah kami sudah sampai Bandung sabtu pagi 03/12 pukul 04.00, terus langsung menuju lokasi pembukaan acara, ini pengalaman pertama saya, baru kali ini mengikuti muktamar, sebagai kader baru di Nasyiatul ‘Aisyiyah harapannya muktamar berjalan dengan lancar dan teduh, kami sudah siap mengikuti muktamar ini” katanya melalui pesan WhatsApp yang diterima redaksi suryagemilangnews.com pada sabtu 03/12.
Peserta lainnya, Efi Nurul Utami yang juga Ketua Umum PDNA Kabupaten Magelang dalam wawancara sebelum berangkat ke Bandung kemarin menyatakan harapannya bahwa pelaksanaan muktamar dapat berjalan dengan dinamis melalui berbagai ide dan gagasan yang nantinya dapat diwujudkan dalam sebuah keputusan yang mampu menjadikan Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai organisasi yang responsif dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya terkait peran strategis generasi muda perempuan dalam membangun peradaban umat dan bangsa.
Efi menambahkan bahwa momentum muktamar juga sebagai sarana untuk pembelajaran demokrasi, ada proses memilih pimpinan nantinya. Pembelajaran bagi para pemegang hak suara yang nantinya akan memilih pimpinan organisasi, siapapun yang terpilih perlu didukung semua pihak. Selain itu bagi setiap pimpinan yang terpilih, ada mandat dan amanah untuk menjalankan keputusan – keputusan muktamar. (han)