Bentuk layanan bangsal virtual antara lain monitoring secara kontinu oleh tim dokter, tim apoteker, konsultasi dengan ahli psikologi dan ahli gizi, bantuan dana pembiayaan obat berupa diskon harga obat, bantuan tindak lanjut kegawatdaruratan, dan sertifikat ukhuwah setelah selesai melaksanakan isoman.
“Waktu isolasi mandiri banyak gejala bisa naik bisa turun. Maka niat kita adalah mendampingi, namun secara virtual. Nanti akan ada pendampingan sampai masa isolasi mandiri selesai,” ujar Dyah
Dyah menyebut bahwa program sudah dilaksanakan sejak satu bulan yang lalu. Ia juga berharap agar bangsal virtual dapat memberikan pelayanan kepada pasien umum, tidak hanya kepada pasien covid-19. Hal ini menudahkan karena pasien sudah mendapatkan pelayanan secara virtual.
“Kalau penyakit atau gejalanya parah, kita rujuk ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan.” Katanya
“Kita punya informasi juga terkait rujukan harus ke mana. Jadi bangsal virtual ini ya untuk gejala ringan atau bahkan tanpa gejala,” imbuhnya.
Bangsal virtual ini sudah melayani 80 pasien isoman. Dalam pelayanan bansal virtual melibatkan banyak dokter, psikolog, psikiater, dan tenaga medis lain. Bangsal Viertual ini memiliki kelebihan, yaitu bisa ditangkap oleh pasien di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia.
Bantuan dana telah di salurkan oleh Lazismu kepada Fakultas Farmasi UAD untuk menunjang kegiatan bangsal virtual tersebut. Bantuan secara langsung diserahkan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Prof. Hilman Latief di Apotek Farmasi UAD, Jumat (3/9).
Manajer Program Lazismu PP Muhammadiyah Falhan N Akbar menyebut bahwa Lazismu memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan terhadap program tersebut sebagai honorarium tenaga medis dan bantuan obat untuk pasien.
Falhan mengatakan, program tersebut sangat dibutuhkan oleh pasien, khususnya yang terkonfirmasi positif covid-19. Harapannya program tersebut terus dijalankan dan dikembangkan, mengingat bahwa covid-19 belum diketahui kapan berakhirnya.
“Saya berharap program ini juga dapat dikembangkan bukan sekedar layanan hotline, namun bisa berbasis digital seperti website ataupun aplikasi. Selain itu, tidak hanya untuk layanan covid-19 saja namun untuk layanan kesehatan lainnya,” katanya.
“Program ini sangat menarik. Karena pasien cukup di rumah. Bahkan, obat pun diantar langsung ke rumah. Ke depan, program ini juga bisa disinergikan dengan layanan kesehatan lainnya seperti antar jemput pasien dengan layanan ambulans Lazismu.”, Imbuhnya
“Kita berharap bila sudah berbasis website dan aplikasi program ini bisa dilakukan menjangkau secara nasional. Nanti bisa dikerjasamakan dengan klinik, rumah sakit ataupun perguruan tinggi yang memiliki program studi kesehatan dan farmasi misalnya,” tutup Falhan. (NSP)
Reporter: Yusuf
Sumber: lazismu.org