Suryagemilangnews.com – Tegalrejo. Bertempat di sekretariat PCM Tegalrejo yaitu di rumah Bapak Supadiyono, depan SDN Tegalrejo dilaksanakan kajian Ahad Pagi dwi mingguan pada hari ini (9/9/2018). Kajian yang bersifat rutin ini diisi oleh pemateri Ustadz Andi Triyanto, MSI., dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhamamdiyah Magelang dengan materi “Keutamaan Bulan Suro”, dihadiri oleh jajaran PCM dan PCA Tegalrejo serta warga Muhammadiyah Tegalrejo serta Pakis.

Tema yang diangkat dalam kajian kali ini sangat menarik menjelang datangnya tahun baru Hijriyah tanggal 1 Muharram 1440 H yang jatuh besok pada hari Selasa, 11 September 2018. Dalam paparannya Ustadz Andi Trianto, MSI. menyampaikan bahwa bulan Muharram adalah bulan istimewa bagi umat Islam karena termasuk dalam empat bulan mulia sebagaimana disampaikan oleh Ibnu ‘Abbas ra. yaitu Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Bahkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. disampaikan Rosululloh SAW bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di buan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim : 11630). Bahkan Rosululloh SAW menganjurkan berpuasa pada Yaumul ‘Asyura yaitu pada tanggal 10 Muharram dengan keutamaan disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad bahwa puasa ‘Asyuro Rosululloh berharap akan dihapuskan dosa tahun yang lalu. Sementara kaum Yahudi bahkan memuliakannya dengan berpuasa di hari Asyura dan menjadikannya hari raya.
Lebih lanjut Andi Triyanto menyampaikan di sisi lain bulan Muharram bagi orang Jawa disebut bulan Suro justru dianggap sebagai bulan penuh kesialan. Banyak mitos yang berkembang di kalangan orang Jawa bahwa di bulan Muharram (Suro) ini orang Jawa pantang menggelar hajatan pernikahan dan bila dilanggar maka pernikahan tersebut akan bubar atau menemui keburukan. Sebagian penganut Kejawen bahkan menyambut datangnya bulan Suro dengan berbagai ritual tradisi yang sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam seperti “kungkum” di sungai, tepi pantai atau bersemedi di tempat-tempat yang dianggap keramat untuk mencari “wangsit”, menjamas pusaka dan membuat sesaji.
Dengan kajian bertema keutamaan bulan Suro ini diharapkan akan semakin mengikis keyakinan-keyakinan yang tidak benar terkait dengan bulan Suro (Muharram) yang sebetulnya justru dimulyakan dalam Islam. Umat Islam diajak untuk kembali kepada ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an dan Sunnah. (jap)