SURYAGEMILANGNEWS.COM, MAGELANG – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang selenggarakan bedah buku “Pembelajaran Al-Islam Reflektif (Reaktualisasi Model Pengajaran Kiai Dahlan)” karya almarhum Dr. Suliswiyadi, M.Ag., rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) yang meninggal beberapa waktu lalu.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga sekaligus promotor desertasi almarhum Suliswiyadi, Prof. Dr Abdul Munir Mulkhan menjadi narasumber utama dalam bedah buku yang digelar Sabtu (9/10) di Aula Kantor PDM Kabupaten Magelang tersebut.
Hadir pula sebagai pembicara Ketua PDM, Jumari dan Ketua Dikdasmen, Muhammad Thohirin serta Nasirudin, Sekretaris PDM Kabupaten Magelang yang bertindak selaku pemandu acara.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi literasi guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) se-Kabupaten Magelang.
Pejabat Rektor Unimma, Lilik Andriyani dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada PDM Kabupaten Magelang yang menginisiasi terselenggaranya bedah buku. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu cara mengenang jasa dan mengingat karya almarhum.
“Pak Sulis adalah seorang pembelajar yang luar biasa. Tidak pernah berhenti belajar. Bagi saya beliau adalah rektor revolusioner” tutur Lilik.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Majelis Dikdasmen Muhammad Thohirin menyampaikan beberapa bagian isi buku. Salah satunya ketika Kiai Ahmad dahlan memberikan pengajaran surat Al-Maun kepada muridnya secara berulang-ulang dan respon muridnya masih dalam fase menghafal.
“Teori inilah yang dimaksud oleh Pak Sulis sebagai pembelajaran reflektif. Tidak sebatas dihafal, namun dipahami kemudian dipraktekan menjadi pengalaman.
Ia juga menuturkan buku tersebut merupakan karya yang luar biasa dan patut dijadikan referensi dalam rangka pengelolaan pendidikan AIK di sekolah dan madrasah Muhammadiyah. Thohirin juga menganjurkan buku tersebut disebarluaskan tidak hanya di Magelang saja.
Sementara itu Jumari menyampaikan hakikat pembelajaran AIK. Ia mengutip apa yang dikatakan AR. Fachrudin.
“Hakikatnya adalah Islam yang menggembirakan dan suka memberi. Selain itu, islam yang membangkitkan dan menggerakkan serta berpandangan luas,” terang Jumari.
Terakhir, Abdul Munir Mulkhan mereview buku Suliswiyadi itu mengenai cara Kiai dahlan memberikan pengajaran kepada orang lain.
Ia mencontohkan kisah ketika Kiai Dahlan ditemui oleh seseorang yang menganggapnya kafir karena menggunakan peralatan pembelajaran seperti penjajah. Pada akhirnya Ia sadar, karena datang menggunakan kendaraan dari penjajah pula.
“Buku ini patut dibaca sampai selesai oleh bapak ibu guru. Khususnya terkait pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran AIK dalam perspektif reflektif,” pungkas Abdul Munir. (bal)