Suryagemilangnews.com, Palu. Kemarin, hari Selasa 18 Desember 2018 saya berkesempatan mengunjungi Taman Wisata Tugu Perdamaian “Nosarara Nosabatutu” yang terletak di kawasan perbukitan Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Palu. Dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, tempat saya menginap berjarak kurang lebih 5 kilometer, dapat ditempuh selama 9 menit perjalanan menggunakan mobil.
Kawasan wisata ini dibangun untuk melambangkan persatuan dan perdamaian, simbol persatuan masyarakat Sulawesi Tengah pasca konflik horisontal yang terjadi di Poso pada rentang 1998-2000. Seperti kita ketahui bersama di era tersebut, Poso dilanda konflik antar warga, sehingga merenggut harmoni kerukunan yang telah terbina sebelumnya.
Kota Palu beserta teluknya yang tenang tampak indah dari tempat ini, terlebih lagi saat menjelang matahari tenggelam atau di malam hari
Tentang nama “Nosarara Nosabatutu” sendiri adalah sebuah semboyan yang berasal dari bahasa Kaili, bahasa penduduk asli Sulawesi Tengah yang berarti “Kita Bersaudara, Kita Bersatu”. Semboyan ini sekaligus menjadi pemersatu bagi keberagaman masyarakat Sulawesi Tengah yang terdiri dari berbagai suku dan pemeluk agama yang berbeda.
Spot wisata di tempat ini berupa monumen tugu dan yang berada diatas bangunan kotak berlantai 3 dan gong perdamaian yang terletak di bangunan berbeda di sebelahnya. Berdiri di atas bukit tempat ini menyajikan pemandangan indah kota Palu dari ketinggian. Kota Palu beserta teluknya yang tenang tampak indah dari tempat ini, terlebih lagi saat menjelang matahari tenggelam atau di malam hari.
Saya bersama tujuh rekan berangkat dari kampus Unismuh saat jam menunjukkan pukul 16.15 waktu Palu, setelah saya bersama tim MDMC menyelesaikan tugas hari ke-2 sebagai fasilitator dalam acara Bimtek Dukungan Psikososial Bagi Guru Pendidikan Menengah dan Khusus di Kota Palu yang akan berlangsung sampai tanggal 21 Desember 2018.
Untuk menuju Taman Wisata Tugu Perdamaian dari Unismuh kami menyusuri jalan Jabal Nur di depan kampus ke arah Bundaran STQ, dari Bundaran STQ ambil arah kiri menyusuri Jalan Soekarno Hatta selama sekitar 5 menit dan akan tiba di persimpangan menuju Jalan Tugu Perdamaian sebagai satu-satunya jalan ke lokasi. Setelah sekitar 5 menit menyusuri jalan beraspal kasar dan menanjak, sampailah kami di Taman Wisata Tugu Perdamaian.
Jika kita cermati, maka di berbagai sudut bangunan ini terdapat retakan-retakan dari lantai pertama sampai lantai ketiga…
Di Taman Wisata Tugu Perdamaian ini, kita dapat melihat pemandangan indah Kota Palu dari berbagai titik sejak tempat parkir hingga naik ke menara tugu perdamaian yang terletak di lantai teratas bangunan kotak yang menyangga menara. Dari lantai tiga di sekitar menara inilah kita akan mendapati view terindah dari Kota Palu. Dengan pemandangan indah seperti itu, maka tak lengkap kiranya jika kita ke Palu tidak mengunjungi tempat ini.
Namun perlu jadi perhatian, pasca gempa, tsunami dan likuifaksi yang melanda Palu tampaknya pemerintah Kota Palu harus merenovasi tugu perdamaian beserta bangunan penyangganya. Jika kita cermati, maka di berbagai sudut bangunan ini terdapat retakan-retakan dari lantai pertama sampai lantai ketiga, meskipun tidak lebar dan mungkin kita harus mendekat untuk tahu itu ada retakan. Bahkan di Tugu Perdamaian di tengah agak bawah terdapat retakan cukup panjang yang dapat terlihat jelas dari agak jauh, mengelilingi semua sisi tugu
Dengan kondisi ini sebenarnya cukup membahayakan bagi para pengunjung untuk naik sampai ke lantai tiga. Semoga pengelola taman wisata ini akan mengambil langkah bijak untuk segera merenovasi bagian-bagian bangunan yang rusak, sehingga tidak membahayakan para pengunjung. (sapari)