Suryagemilangnews.com – Donggala. Satu bulan lebih gempa, tsunami dan likuflaksi Palu, Sigi dan Donggala berlalu, relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) masih menemukan korban yang belum mendapatkan layanan kesehatan memadai Ahad (04/11/2018).
Korban atas nama Reval (5 tahun) anak dari pasangan Syukri dan Mina ditemukan relawan dalam kondisi lemah terbaring di tenda Pengungsi, di camp pengungsian Pitulempa, Ombo Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Reval yang mengalami tulang kaki (close fraktur femur) tersebut ditemukan oleh tim medis MDMC yang dipimpin dr. Frisca Maya dari MDMC PKU Bantul. Tim ini setiap hari berkeliling dari satu tenda ke tenda lain untuk melihat kondisi kesehatan Pengungsi. Saat ditemui, Reval ditemani sang ayah yang saat ini telah ditinggal istri dan anak pertamanya karena tsunami di Kota Palu (28/09/2018)
Setelah tim berkoordinasi internal dan mendapat arahan dari dr.Dein selaku koordinator medis MDMC yang bermarkas di Unismuh, tim melanjutkan koordinasi kepala Puskesmas Tompe, Sirenja dan esok harinya pasien di bawa ke RS Undata dengan mobil ambulan milik PWM Sulawesi Selatan yang diperbantukan untuk Stand by di Posyan Sirenja.
Syukri ayah Reval menuturkan bahwa saat kejadian dia dan rombongan keluarganya pergi ke Palu menggunakan satu mobil Elf. Ada 15 orang yang ikut dalam rombongan itu untuk liburan sekaligus menyaksikan festival di Palu. “Pada saat kejadian, entah bagaimana ceritanya istri dan anak-anak saya terhantam ombak sehingga hilang sampai sekarang, sedangkan anak saya Reval ini ditemukan dua hari pasca sunami tersangkut di pintu kulkas yang terhantam ombak. Kalau bukan kuasa Allah mungkin saat ini saya tinggal sendiri,” tuturnya kepada relawan MDMC dengan terbata bata.
Camp pengungsian Pitulempa adalah salah satu dari puluhan camp pengungsian yang ada di kecamatan Sirenja. Berjarak kurang lebih dua kilometer dari jalan utama melewati kebun kelapa, jalan rusak berlobang tak menyurutkan Relawan MDMC untuk menyambangi warga terdampak bencana. Di kamp ini tercatat ada sejumlah 15 KK (63 jiwa) yang mengungsi dengan kondisi pengungsian yang kumuh karena genangan air dan sampah yg berserakan, .
“Bantuan tenda dari bapak sangat membantu sekali, dua Minggu kami menggunakan terpal seadanya, kalau hujan saling berdempetan mencari ruang yang tidak bocor, yang penting anak-anak tidak bangun, ditambah lagi kami harus waspada juga dengan angin yang terkadang besar bisa menjatuhkan buah kelapa diatas kami,” ungkap Norma, salah satu penghuni camp Pitulempa yang saat ini menempati tenda ukuran empat kali delapan dengan enam anggota keluarganya.
Muhammadiyah Disaster Managementnya Center (MDMC ) melalui kerjasama dengan donatur menyalurkan ratusan tenda darurat di wilayah terdampak bencana gempa dan tsunami Sulawesi tengah dengan delapan titik pos pelayanan ( Posyan )
Selain itu, pada rolling tim medis dari PKU Muhammadiyah Wonosobo juga menemukan pasien usus buntu di camp yang sama dan bertindak cepat untuk dilakukan operasi di RS Undata Palu.(hans-mdmc)