SURYAGEMILANGNEWS.COM, Mungkid – Pendongeng dan Pakar Parenting Ahmad Damar Arifin mengatakan, orang tua memiliki peran penting selama masa pandemi covid19 ini. Orang tua harus memberi keteladanan bagi anaknya ketika di rumah. Ia mengaku setiap hari menerima keluhan dari Orang tua siswa selama masa pembatasan jarak sosial dan pembatasan jarak fisik.
“Orang tua menyekolahkan anaknya untuk belajar, namun orang tua tidak pernah mau belajar menjadi orang tua. Nah ini menjadi polemik tersendiri dimasa sekarang terkait dengan pendidikan orang tua dengan anak. Padahal peran orang tua sangat penting ketika di rumah”. Ujar pria yang akrab dipanggil Kak Damar.
Kebanyakan orang tua mengeluh tentang anak yang susah belajar maupun beban tugas yang diberikan guru. Cenderung tidak sabar dan menyalahkan keadaan. Sebenarnya, pembelajaran di rumah tidak melulu tentang akademik. Banyak sekali yang bisa dilakukan orang tua bersama anak antara lain, mencuci baju, mencuci piring, masak, bersih-bersih rumah, mengaji bersama, sholat berjama’ah dirumah dan lain sebagainya. Kegiatan yang sebenarnya sepele namun akan menjadi kebiasaan yang baik bagi anak. Disitulah kemudian karakter anak dapat terbentuk. Hal ini menuntut orang tua harus belajar kembali bagaimana mendidik anak dengan keteladanan.
“Yang terpenting adalah bagaimana orang tua bisa menjalin komunikasi yang baik dengan anaknya. Pekerjaan disekolahan tidak harus yang akademis saja, tapi bisa dengan pembiasaan-pembiasaan baik yang dicontohkan oleh orang tua”. Tambahnya.
Kunci pada anak adalah kebahagiaan. Yang paling penting adalah bagaimana menciptakan suasana bahagia. Kebahagian itu harus dimulai dari orang tua, baru nanti menular ke anak-anaknya. Caranya bagaimana? Orang tua harus jeli dan memahami bahwasanya setiap anak memiliki kelebiihan dan kekurangan. Yang harus dilakukan adalah bagaimana memotifasi kelebihannya sebagai modal menjadi sesuatu yang bermanfaat kedepannya. Anak-anak juga bisa dilatih dengan bercocok tanam, bermain musik, membaca buku, menulis, olahraga, memelihara hewan dan lain sebagainya.
“Guru yang utama ketika dirumah adalah orang tua. Orang tua harus memberi teladan yang baik. Jadi yang harus dilakukan adalah memberi contoh tidak hanya menyuruh. Misalnya, anak-anak di ajak untuk sholat berjama’ah setelah itu mengaji dan lain sebagainya.” Kata Damar yang juga pengurus Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah bidang Seni dan Budaya ini.
Guru dan orang tua juga jangan sampai mempersulit pembelajaran untuk anak dirumah. Jangan sampai anak malah menjadi stres. Pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kondisi didaerah masing-masing. Tidak bisa di “gebyah uyah” atau dipukul rata. Yang pasti disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kemampuan masing-masing.
“Tidak semua harus di-online-kan. Kalau memang orang tua siswa tidak punya telepon pintar ya jangan dipaksakan. Tidak juga harus melalui aplikasi daring berbayar maupun harus menonton stasiun TV tertentu jika memang tidak ada.” Pungkasnya.
Menurutnya, dalam kondisi serba terbatas seperti itu, guru yang harusnya pro aktif memberikan tugas ke rumah siswa yang orang tuanya tidak punya telepon pintar maupun menangkap siaran televisi tertentu. Tugasnya juga jangan terlalu banyak. Yang perlu diperhatikan justru faktor psikologis siswa dengan tidak memberikan banyak tugas. Tugas ataupun pembelajaran juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.
Belum ada tanda-tanda persebaran Covid19 mereda. Belajar di rumah juga terus diperpanjang sampai dengan waktu yang belum bisa dipastikan. Kendati tingkat kesembuhan meningkat, namun secara umum yang terpapar dan bahkan ada yang meninggal karena positif juga tak kalah banyak. Di Kabupaten Magelang, seperti dirilis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) per tanggal 19/4/2020 menyebutkan bahwa yang positif 7 orang, sembuh 2 orang dan meninggal 1 orang. Selama masa pandemi, orang tua menjadi kunci utama dalam pendampingan belajar siswa selama di rumah. Hal ini menuntut orang tua untuk belajar kembali mendampingi anaknya secara penuh. (rfq)