SURYAGEMILANGNEWS.ID, Magelang – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang menghelat musyawarah daerah (musyda) ke-8, 6-7 Mei 2023, di Kampus Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma). Musyda yang mengusung tema “Membumikan Islam yang Unggul dan Berkemajuan di Kabupaten Magelang” itu untuk memilih ketua PDM dan menetapkan formatur pengurus periode 2023-2027.
Ketua PDM Kabupaten Magelang Jumari menyebutkan, musdya diikuti sekitar 516 orang. Terdiri dari 320 utusan Muhammadiyah dan 196 utusan ‘Aisyiyah. Utusan musyda terdiri dari anggota, peserta dan peninjau. Namun tidak seluruhnya memiliki hak suara. Yang memiliki hak pilih hanya anggota musyda. Anggota musyda yang ditetapkan adalah 32 orang calon Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan 27 orang calon pimpinan ‘Aisyiyah.
“Dari 32 orang itu akan dipilih 11 anggota pimpinan dan 11 orang ini yang memilih ketua PDM. Sementara 27 orang dari ibu-ibu ‘Aisyiyah akan dipilih 9 orang yang masuk formatur pimpinan ‘Aisyiyah daerah, kemudian mereka yang memilih Ketua PD ‘Aisyiyah,” jabarnya, Sabtu, (6/5/2023).
Ia berharap, ketua dan pengurus terpilih nanti bisa melanjutkan estafet kepemimpinan di tubuh organisasi Muhammadiyah tingkat daerah. “Mudah-mudahan pengurus yang terpilih nanti lebih baik dari yang pengurus yang kemarin,” ujarnya dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah (SKBM) di Lapangan drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang.
Dijelaskannya, sistem pemilihan formatur pimpinan PDM dan PD ‘Aisyiyah dilaksanakan dengan e-voting. Sehingga akan langsung diketahui pimpinan terpilih. “Mudah-mudahan lancar, dan memberikan manfaat untuk organisasi,” ucapnya.
Jumari juga mengungkapkan, Muhammadiyah punya ciri khas regenerasi dengan model rumpun bambu. Yang tua masih ada, yang muda sudah muncul. “Semoga musyda ini membawa semangat baru untuk menatap masa depan lebih cerah, dan tugas Muhammadiyah adalah senantiasa memberikan manfaat untuk masyarakat secara luas,” ujarnya.
Namun ia menilai, bahwa kehidupan bermasyarakat itu dinamis. Ini adalah tantangan Muhammadiyah, agar selalu berbenah dan berubah mengikuti zaman. “Kalau tidak berubah dan berpikir seperti yang lalu, maka Muhammadiyah tidak akan bisa bermanfaat untuk masyarakat. Kalau sudah tidak bermanfaat, Muhammadiyah bisa punah,” ungkapnya.
Namun demikian, perubahan yang dilakukan Muhammadiyah harus berdasarkan risalah Islam berkemajuan. Setidaknya ada lima karakter yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama, selalu bersumber pada Alquran dan. Hadits. Kedua, berdasarkan tauhid murni. Ketiga, mewujudkan ijtihad dan tajdid. Keempat, mewujudkan Islam yang moderat, dan kelima, mewujudkan Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.
“Konkritnya adalah beragama Islam yang membantu menyelesaikan masalah keumatan sesuai dinamika perkembangan zaman,” tandasnya. (puts)