Ibu Jaga Bumi merupakan salah satu program kerja yang diselenggarakan oleh PWNA Jawa Tengah sebagai bentuk strategi menghadapi pola perubahan iklim yang terjadi di era globalisasi, program kerja tersebut telah direalisasikan oleh PDNA Kab. Magelang pada (10/11/2024) di Dusun Temanggal, Desa Bumirejo, Kecamatan Kaliangkrik, Kab. Magelang.
Kegiatan ini diawali oleh sambutan PWNA oleh Ayunda Fani “Hari ini adalah pengenalan sampah, pengelolaan kompos, dan mater tambahan dari BPP. Akan dimulai dengan materi pembuatan pupuk kompos dan praktik pembuatan kompos. Setelah itu agenda selanjutnya adalah launching, pada launching nanti akan disediakan 5 drum di titik komunal” tuturnya.
Peserta terdiri dari 25 perempuan muda kader Nasyiatul Aisyiyah Kaliangkrik dan Gapoktan setempat. Pemateri dari BPP yaitu Bapak Bowo dan Bapak Thoif .
Kegiatan ibu jaga Bumi dilaksanakan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama sosialisasi ibu jaga Bumi, pelatihan Pembuatan eko enzim, pelatihan pembuatan pupuk kompos dan biosaka. Pertemuan yang ketiga ini adalah pelatihan pembuatan pupuk kompos dan eko enzim yang langsung dipandu oleh BPP.
Bapak Thoif memaparkan bagaimana pembuatan ekoenzim yang berhasil di pertemuan sebelumnya itu disebabkan oleh proses fermentasi yang baik. Tumbuhnya kapang dan jamur di lapisan permukaan menunjukkan keberhasilan pembuatan eko enzim. Proses pembuatan ekoenzim 3 bulan, dan ini baru 2 minggu, harapannya semoga proses fermentasi selama 3 bulan berjalan lancar.
“Ketika mau digunakan maka disaring dlu, ampasnya digunakan sbg pupuk, cairannya digunakan untuk sesuai kebutuhan, bisa buat ngepel, bisa buat cuci perabotan, pupuk dan sebagainya. Jadi ekoenzim ini memiliki banyak manfaat.” Imbuhnya.
Beliau juga mengatakan kalau tujuan pembuatan kompos akan berbeda jika profesi petani dan pembelajaran seperti ini. Hari ini kita membuat kompos dengan sisa dapur (sampah rumah tangga), proses yang lebih mudah. Jika sbg petani maka pembuatan pupuk kompos akan lebih banyak bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Hari ini PDNA Kab. Magelang beserta GAPOKTAN Kec. Kaliangkrik diberikan kesempatan dan difasilitasi oleh PWNA yang bekerja sama dengan lazismu dalam mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos. Ini bisa menjadi dorongan ke depan supaya mampu memanfaatkan sampah rumah tangga organik dibuat pupuk kompos tidak langsung dibuang begitu saja.
Adapun cara mempercepat pengomposan adalah pupuk yang sudah mengalami fermentasi dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian ada sebagian yg digunakan dan sebagian lainnya dicampurkan dengan bahan organik yang baru yang akan dibuat menjadi pupuk kompos.
Hari ini praktik biosaka dan pupuk kompos. Biosaka bisa dibuat dalam waktu yang singkat yakni cukup 30 menit. Dan bisa langsung digunakan setelah 30 menit proses selesai. Hal penting dalam pembuatan biosaka adalah membuat dengan hati yang senang supaya proses lebih baik dan berhasil. Karena ketika yang keluar adalah energi negatif maka akan berpengaruh pada cairan yang sedang diolah. Setelah pembuatan biosaka, baru pembuatan pupuk kompos.
Harapannya semoga perempuan muda mempunyai semangat untuk turut berperan serta dalam menjaga kelestarian alam ini, lingkungan, dan isinya. Menggerakkan perempuan muda untuk mengelola sampah semoga menjadi pilihan yang bijak dan tepat untuk merubah sampah tersebut menjadi barang bernilai guna dalam pengupayaan kelestarian lingkungan, seperti prinsip Ibu Jaga Bumi yaitu Initiative, Beneficial, and Ultimate Change.
Magelang, (10/11/2024), Danisa Febrianasari PUSINTEK PDNA Kab. Magelang