Bantul, 20 Februari 2024. Universitas Ahmad Dahlan kembali menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) di 3 Pedukuhan, yakni Krekah, Tegal Lurung dan Banjarwaru, Kelurahan Gilangharjo Pandak Bantul pada hari Selasa , 20 dan 27 Februari 2024. Bertindak sebagai pembicara Dr. Sutarman, M.Hum, selaku dosen FAI UAD kerja sama dengan mahasiswa KKN UAD.
Kegiatan ini dengan tema Parenting Islami: “Ikhtiar Pendidikan Orang Tua Terhadap Anak Menuju Birrul Walidain & Sukses Dunia-Akhirat. Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh adanya keprihatinan, dan penurunan nilai-nilai akhlak anak, seperti sudah berkurangnya nilai sopan santun terhadap orang tua, suka tawuran, dan pergaulan bebas, selama tiga tahun terakhir ini sejak adanya pandemi COVID 19, serta mengambil pelajaran dari kisah Al-Qomah yang durhaka dengan ibunya.
Tujuan hidup manusia dalam perspektif Agama Islam dalam surat Az-Zariyat Ayat 56 yang berbunyi وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Allah), pendidikan anak dalam Al Qur’an dalam surat at-Tahrim: 6 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارً Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka……”
Berdasarkan dari kedua ayat diatas dapat dipahami bahwa Parenting Islami sangat diperlukan karena beberapa hal, diantaranya: Pertama, Parenting Islami, Ikhtiar orangtua dalam mendidik, membimbing dan mengawasi anaknya dalam suatu keluarga guna proses pertumbuhan anak secara baik, agar tumbuh menjadi anak yang mandiri, dewasa, dan berintegritas serta sukses dunia-akhirat untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya dalam surat at-Tahrim (66: 6); (Ustadzah Muallifah, 2009);
Kedua, Keluarga adalah merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat. Islam menempatkan keluarga sebagai Pendidikan pertama, dan agen perubahan sosial. Bila dalam sebuah keluarga baik, maka akan terwujud lingkungan masyarakat yang baik, dari masyarakat yang baik, akan terwujud masyarakat secara luas yang baik yakni: negara yang baik (M. Anis, 2012; Qs. At Tahrim (66): 6);
Ketiga, Model parenting Islami: Model pendidikan yang perlu ditanamkan kepada anak (1) Setelah sejak dalam kandungan, (4 bulan) anak dibiasakan didengarkan kata-kata yang baik, salahsatunya lantunan ayat-ayat al Qur’an, sholawat Nabi, lagu islami dan lainnya perkataan yang baik; (2) kira-kira berumur 4 tahun anak masuk di sekolah PAUD Islam; (3) Kemudian, pada umur usia SD – SLTA dipilihkan tempat pendidikan anak yang mendukung kemandirian hidup islami, seperti: Sekolah Islam; Pondok pesantren yang menanamkan ilmu agama, ilmu umum, dan ketrampilan hidup (soft skills) serta lingkungan masyarakat yang mendukung pengembangan diri anak.
Selain itu, anak perlu ada pengembagan diri yang mengasah nilai-nilai keimanan, yakni: (1) anak dibiasakan Membaca (tadarus) Al-Qur’an, dan syukur mengajarkannya kepada yang lain : di sekolah Islam, atau pondok pesantren atau di rumah sehabis Magrib/Subuh atau sewaktu waktu setiap ada kesempatan ( Sebaik baik manusia adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR. Bukhari, no. 5027); (2) anak dibiasakan shalat wajib lima waktu berjamaah di masjid/rumah; (3) anak dibiasakan shalat Sunnah: Dhuha dan Tahajud, Shalat sunnah lainnya; (4) puasa Sunnah, seperti: puasa sunnah Senin-kamis., selain yang wajib bulan Ramadhan; (5)Menggantung wudhu (6) Pembiasaan Dzikir / berdoa اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepada-Mu dengan baik ) (HR. Abu Daud).
Nabi Muhammad SAW selalu bersyukur, dan berdzikir. Beliau sudah dijamin dosa-dosanya diampuni dan dijamin masuk syurga. Beliapun tak henti mengucap syukur dan mengingat Allah atas nikmat yang telah diberikan. Rasulullah SAW pun mengajarkan umatnya untuk membaca doa/dzikir tersebut setiap habis selesai melaksanakan shalat fardu agar menjadi hamba yang bersyukur, serta menjadi anak yang berbakti terhadap orang tua ( Birrul walidain).
Sedangkan terkait manfaat pelatihan tersebut, terhadap Masyarakat, bahwa berdasarkan hasil angket pertanyaan sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat Gilangharjo bahwa Pelatihan Parenting Islami sangat bagus, yaitu terkait cara-cara dan pola asuh anak sesuai dengan tumbuh kembang anak dengan pendekatan budi pekerti lewat nilai-nilai agama, atau lewat kegiatan sosial masyarakat dan budaya, namun itu semua akan efektif, bila juga selalu ada keteladanan orang tua terhadap anak-anaknya, sehingga anak punya figur keluarga yang jadi idolanya, terlebih idolanya sebagai manusia yang paripurna seperti Nabi MuhammadvSAW sebagai sosok uswatun hasanah yang menjadi teladan bagi semua umat manusia di seluruh dunia. (YM)