SURYAGEMILANGNEWS.COM, MAGELANG – Meninggalnya Komandan Kokam Kecamatan Mungkid, Moh Daim, Senin (6/9) pukul 23.00 WIB menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga almarhum, tapi juga keluarga besar Kokam dan Muhammadiyah Kabupaten Magelang.
Setelah berjuang melawan penyakit gula dan asam lambung, Moh Daim menghembuskan nafas terakhir di rumahnya, Kalangagung, Bojong, Mungkid dalam usia 57 tahun.
Menurut salah satu anggota Kokam Mungkid, Muh Mufid, almarhum Moh Daim adalah sosok yang cerdas, bijaksana, dan fleksibel dalam menjalankan roda organisasi, sehingga selalu ada kegiatan bermanfaat yang bisa dilaksanakan. Tak bosan dia sering memotivasi anggotanya untuk membangkitkan semangat dan loyalitas anggota.
Meskipun berperan sebagai Komandan Kokam yang identik dengan menjaga kewibawaan, namun menurut Muh Mufid, Moh Daim adalah sosok yang pandai mencairkan suasana. Dia memiliki selera humor yang dapat membuat rekan-rekan Kokam tertawa ceria ditengah kesibukan melaksanakan tugas.
“Pak Daim itu motor penggerak Kokam Mungkid. Selain menjadi ujung tombak, juga ujung tombok,” tutur Mufid yang telah mengenal almarhum melalui Kokam sejak tahun 1999.
Sejak muda sosok Moh Daim memang tak bisa dipisahkan dengan organisasi. Terutama dikalangan pemuda atau remaja masjid di Kalangagung. Dia menjadi penggerak dalam menuangkan berbagai macam ide kegiatan dibidang keagamaan.
Dia pula inspirator program bedah rumah Kokam. Rumah Supriyono, seorang anggota senior Kokam Mungkid, di Jarakan, Bojong jadi sasaran pertama program tersebut.
Moh Daim sempat ragu dalam memulai ide tersebut karena dia single fighter dalam memikirkannya. Bekerja sama dengan Lazismu dalam hal pendanaan, mulai perencanaan dan pelaksanaan Moh Daim totalitas berjibaku dalam mengawal pembangunan rumah Supriyono.
Hingga pada akhirnya pada tanggal 12 Maret 2021, program tersebut terselesaikan dengan baik ditandai dengan serah terima rumah dari Lazismu Kabupaten Magelang kepada Supriyono.
Komandan Kokam Kabupaten Magelang Irfan Widi Susetyo, mengenal sosok Moh Daim sebagai Kokam sejati. “Pak Daim itu senior yang selalu menjadi teladan bagi para juniornya. Beliau adalah pejuang Islam di bawah panji persyarikatan Muhammadiyah. Selalu siap sedia jika ditugaskan. Selalu berjuang dengan segala yang beliau miliki, jiwa, pikiran bahkan tidak pernah sayang mengeluarkan materi,” kata Irfan
Moh Daim menurut Irfan adalah pengayom bagi siapa saja, terutama rekan-rekan Kokam Mungkid dipimpinnya. Dia sosok bijaksana yang menampung keluh kesah rekan-rekannya dan sangat peduli saat rekannya kesusahan.
“Bagi Beliau berjuang di KOKAM tidak ada kata pensiun, sampai Allah memanggilnya,” pungkas Irfan.
Semoga almarhum Moh Daim senantiasa mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah. Kepada keluarga, kerabat, rekan yang ditinggalkan, diberikan ketabahan dan kesabaran. (bal)