Boyolali, 20 Februari 2024. Pimpinan Cabang Aisyiyah periode 2023-2027 mengadakan wisata religi di miniature Ka’bah Boyolali. Kegiatan ini sebagai salah satu media dakwah bagi warga persyarikatan untuk memberikan model yang berbeda dalam menyampaikan dakwahnya, yakni melalui wisata religi, karena selama ini yang dilakukan sebatas kegiatan rutin seperti pengajian ahad pagi di SMK Muhammadiyah 2 Krakitan salam, SMK Muhammadiyah 1 Jumoyo Salam dan di pengajian ahad pagi di Lapangan Futsal Merapi di Gulon salam.
Dalam rangkaian perjalanan menuju Boyolali, diselenggarakan berbagai bentuk acara, mulai menyuarakan lagu Mars Sang Surya, Marsy Aisyiyah hingga lagu Indonesia Raya sepanjang jalan dari Salam hingga Boyolali. Dan yang tidak kalah menarik, turut menyemarakkan ketua PCM Salam sekaligus praktisi Pendidikan dari Prodi PAI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta turut menyumbangkan pemikiran yang cukup cerdas dalam bentuk ramah tamah dan dialog sepanjang perjalanan. Dengan mengambil tema sentral Membangkitkan semangat Wisata Religi di kalangan ibu-ibu Aisyiyah Kecamatan Salam.
Diuraikan oleh Yusron, bahwa bentuk dakwah itu harus dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti yang kita laksanakan pada saat ini, yakni melalukan wisata religi samb il rekreasi, ngajak sanak famili beserta anak-anaknya, sehingga mempunyai daya tarik bagi warga Aisyiyah, persyarikatan Muhammadiyah beserta simpatisannya.
Lebih lanjut diakatakan bahwa, rekreasi ini sebagi rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan rizki, kesempatan dan kesehatan bagi ummat manusia. Kita syukuri, dengan mengajak sanak-famili mengajak wisata religi ini akan memberikan rasa senang, rara gembira, dapat menghilangkan kepenatan selama berhari-hari menggeluti dunia kerja tiada henti. Dengan adanya kegiatan wisata religi ini akan nampak betapa makmurnya rakyat di bumi ini kanan-kiri sawah ladang yang menghijau sepanjang jalan menuju Miniatur Ka’bah di Boyolali.
Sampai sejauh mana rasa syukur kita kepada Allah, yang telah diberikan berbagai kenikmatan yang tiada tara kepada kita. Dalam hal ini diungkapkan Allah dalam a-Qur’an dalam surat Ibrahim ayat 7, yang berbunyi:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa surat Ibrahim ayat 7 menerangkan seputar rasa bersyukur, bahwa ayat tersebut Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk selalu bersyukur dan tidak meniru bangsa Yahudi yang tidak pernah bersyukur. Kata “syukur” dalam Bahasa Arab artinya membuka dan menampakkan. Sedangkan lawan katanya “kufur” artinya menutup dan menyembunyikan. Dengan demikian, bisa dimaknai bahwa syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempatnya dan sesuai dengan kehendak pemberinya.
Menurut tafsir Al-Misbah, setiap nikmat yang diberikan Allah menuntut perenungan terkait alasan pemberian anugerah tersebut. Lalu, penggunaan nikmat tersebut juga harus sesuai dengan tujuan anugerah tersebut diberikan. Dengan demikian, apa yang kita lakukan dalam wisata religi di miniature Ka’bah Boyollali ini sebagai pelajaran yang baik bagi kita dalam mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan sebegitu banyak, mulai saat ini kita harus berniat untuk bisa berangkat ke tanah suci Makkah al-Mukarromah, sebagai wujud kita bersyukur kepada Allah agar disegerakan berangkat ke Tanah Suci.
Dalam wisata religi ini, dapat dibayangkan pada peristiwa dalam menunaikan ibadah haji maupun umroh di Kota Makkah al-Mukarromah. Bagi ibu-bapak yang pernah menunaikan Makah, tentu bisa berbagi cerita dengan teman-teman dekat, sanak-famili, bagi bapak dan ibu yang belum bisa menghadiri panggilan untuk menunaikan haji dan umroh senantiasa berdoa Ya Allah kami dalam waktu dekat akan menunaikan haji dan Umroh untuk menunaikan panggila-Mu, Ya Allah. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam al-Qur’an surat Ali Imran: 77 yang berbunyi:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim) Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam. (QS. Ali Imran: 77)
Maksud dari ayat 77 dari suyrat Ibrahim, sebagai suatu bukti lainnya bahwa Nabi Ibrahim-lah yang mendirikan kembali Ka’bah, adanya maqām Ibrāhīm di samping Baitullah, yaitu sebuah batu yang dipergunakan sebagai tempat berdiri oleh Nabi Ibrahim as ketika mendirikan Ka’bah bersama-sama dengan putranya Ismail as. Bekas telapak kakinya itu tetap ada dan dapat disaksikan sampai sekarang.
Barang siapa masuk ke tanah Makkah (daerah haram) terjamin keamanan dirinya dari bahaya musuh dan keamanan itu tidak hanya bagi manusia saja, tetapi juga binatang-binatangnya, tidak boleh diganggu dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang. Setelah Nabi Ibrahim mendirikan kembali Ka’bah lalu beliau disuruh Allah menyeru seluruh umat manusia agar mereka berziarah ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah haji ini dianjurkan oleh Nabi Ibrahim dan tetap dilaksanakan umat Islam sampai sekarang sebagai rukun Islam yang kelima. Perintah menunaikian haji bagi setiap Muslim yang mampu diwajibkan menunaikan ibadah haji sekali seumur hidup. Barangsiapa yang mengingkari kewajiban ibadah haji, maka ia termasuk golongan orang kafir, makanya jangan kikir dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah, terleboh untuk menunaikannibadah jai yang hanya diwajibkan satu kali seumur hidup.
Mudah-mudahan dalam kegiatan wisata religi bagi jamaah Aisyiyah dan Muhammadiyah Kecamatan Salam Kabupaten Magelang ini dapat mengambil hikmahnya, bahwa kita harus bersungguh-sungguh mengumpulkan biaya untuk keberangkatan haji dan umroh, mudah-mudahan dengan Latihan manasik haji ini bisa menjadi kenyataan, semoga Allah memudahkan hamba-hambanya untuk menunaikan panggilan-Mu di Makkah al-mukarromah, Allahuma amin. (YM)