Padang-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Andalas (UNAND) Padang Sumatera Barat menolak keras dan menyayangkan praktik politik dinasti yang sedang dibangun oleh presiden Jokowi dan keluarganya.
“Kami BEM Universitas Andalas sangat menyayangkan dan juga menolak adanya praktik politik dinasti yang dilakukan oleh presiden Jokowi,” kata Yodra Muspierdi, Ketua BEM UNAND saat dihubungi, Kamis (21/12).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Yodra ini menjelaskan, praktik politik dinasti yang dibangun presiden Jokowi tentunya membuat demokrasi Indonesia tercoreng. Karena hakikat demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat, bukan oleh kekuasaan dan untuk menjaga kekuasaan itu sendiri.
“Maka dari itu kami BEM Universitas Andalas dengan tegas menolak upaya untuk melanggengkan kekuasaan yang dilakukan presiden Jokowi,” tegasnya.
Yodra juga menyayangkan proses didapuknya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung presiden Jokowi, menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang dilakukan dengan cara yang tidak beretika.
“Pencalonan Gibran jelas menyalahi etika bernegara dan sangat dipaksakan,” ucapnya.
BEM Universitas Andalas juga menyoroti terkait narasi yang digaungkan ke publik bahwa Gibran Rakabuming Raka adalah satu-satunya calon wakil presiden yang mewakili anak muda.
“Bagi kami Gibran bukan representasi anak muda meski usianya muda, tapi justru kami tidak yakin dia mampu memimpin anak muda,” ucapnya.
Terakhir, BEM Universitas Andalas berharap agar presiden Jokowi tidak menyalahgunakan kewenangannya untuk ikut cawe-cawe dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
“Presiden Jokowi dulu pernah ngomong ikut cawe-cawe, ini menandakan bahwa presiden tidak netral. Dan kita menuntut dan akan gaungkan terus bahwasanya presiden sebagai kepala negara harus netral,” pungkasnya.