SURYAGEMILANGNEWS.COM, MAGELANG – Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) menyelenggarakan kuliah umum secara online bertajuk “Membaca Peluang di Era Revolusi Industri 4.0”.
Adanya kuliah umum ini untuk membuka wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal baru. Apa yang menjadi trend teknologi sekarang, apa yang perlu dipersiapkan, bagaimana membaca peluang sehingga bisa survive, eksis, dan menjadi pemenang.
Dalam sambutannya sekaligus membuka acara, Dekan Fakultas Teknik Yun Arifatul Fatimah MT, PhD, mengungkapkan bahwa gelombang Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan digitalisasi dan kemajuan teknologi menjadi tantangan besar bagi perguruan tinggi, mahasiswa, lulusan, dan dunia industri.
“Dengan adanya tantangan tersebut, menuntut kampus menghasilkan lulusan-lulusan yang kompeten”, ungkapnya pada Kamis (26/08).
Ia berharap kepada mahasiswa agar meningkatkan softskill dan hardskill. Kemudian mengkonversi tantangan tersebut menjadi peluang.
“Sehingga membawa link and match. Keterkaitan antara lulusan dengan industri,” imbuhnya.
Kuliah umum yang dipandu oleh Pristi Sukmasetya, MKomp, Tak hanya menghadirkan tokoh akademisi Prof Ir Muhammad Nizam (Sekretaris Pusat Unggulan Iptek Baterai dan Dosen Teknik Otomotif Universitas Sebelas Maret), praktisi industri digital seperti Rully Indrawan (Owner Pondok IT) dan Warsandi (Owner Sedulurbike) turut menjadi narasumber.
Dalam pemaparannya, Prof Nizam menyampaikan mengenai peluang di Era Revolusi Industri 4.0 pada kendaraan listrik. Menurutnya, saat ini peluang bidang-bidang baru muncul dan dapat menggeser bisnis yang sekarang ini ada.
“Apakah nanti teknologi otomotif ini suatu saat kendaraan bisa beralih ke listrik? Inilah yang harus dipersiapkan. Tidak boleh tidak,” tuturnya.
Di Indonesia memungkinkan tumbuh industri baru turunan dari industri kendaraan listrik. Industri tersebut dapat berupa reuse dan konsep second life batery.
Diketahui jumlah kendaraan listrik yang sudah mendapatkan persetujuan pendaftaran sebanyak 3641 unit (hingga maret 2021) berdasarkan data Kemenhub.
Kemudian dilanjutkan oleh Warsandi yang mengulas strategi jitu berbisnis dan memanfaatkan peluang. Ia mengatakan bahwa kecepatan adalah mata uang baru (speed is currency). Menurutnya, saat ini kecepatan menjadi sesuatu yang dibutuhkan.
“bahkan ketika upload di media sosial dan lemot sudah menjadi masalah, informasi yang lagi haigh berputar dengan cepat,” ujarnya.
Ia menerangkan ketika memulai bisnis harus paham segmentasi produk, value apa yang ditawarkan dan beda dengan kompetitor, proses distribusi, menjalin kepercayaan dengan memberi diskon atau mensponsori, lalu mencari partner kerjasama dengan perusahaan lain yang mendukung bisnis.
Sebagai pengusaha sepeda importir dari berbagai negara, Ia mengaku memegang dua kunci dalam menjalankan bisnisnya. Yaitu aspek market dan value.
“Bukan modal dulu, tapi marketnya siapa dan value nya. apa yang bisa kita berikan dan kompetitor lain belum bisa memberi solusi,” bebernya.
Terakhir, Rulli Indrawan memulai paparannya dengan menggambarkan santrinya yang cacat namun berpenghasilan ratusan dolar tiap bulan. Ia menyampaikan bahwa setiap masalah adalah peluang.
“Itu mindset yang harus ditanam. Kebangetan yang punya 2 tangan tapi nggak mau berusaha,” tegasnya.
Menurutnya, kekuatan membangun perusahaan atau organisasi adalah sumber daya manusia dan bagaimana kecerdasan dalam pendidikannya.
“Bisnis bukan bicara uang tapi mindset bagaimana melihat peluang,” sambung Rully.
Ia membeberkan mengenai 5 kunci menjadi orang sukses. Diantaranya ialah mempunyai tujuan yang jelas, bimbingan mentor, lingkungan yang baik, terus belajar, dan yang terakhir jauhi maksiat
Ia juga berpesan untuk jadi orang yang bertaqwa, profesional dibidangnya, mandiri dan jangan jadi orang yang tidak bisa apa-apa, menolong sebanyak-banyaknya, dan ambil bagian yang besar.
Kegiatan tersebut diselingi kuis berhadiah dengan menjawab pertanyaan dari moderator. Selain itu lomba posting story atau feed di instagram menceritakan tentang kuliah umum disertai dengan caption menarik dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.(Bal)