Semarang, 30/10/2019. Indonesia adalah negara yang bisa dikatakan “langganan” ditimpa bencana, baik skala kecil maupun skala besar, dari yang tidak menimbulkan korban jiwa sampai ribuan, puluhan ribu bahkan pernah mengalami bencana dengan korban ratusan ribu jiwa. Dengan kenyataan tersebut, maka kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana mutlak diperlukan semua unsur baik pemerintah, organisasi/lembaga swasta sampai individu-individu warga negara.
Sementara itu BNPB selaku badan negara yang menyelenggarakan pelayanan penganggulangan bencana di Indonesia sudah menetapkan klaster-klaster dalam penyelenggaraan tanggap bencana secara nasional. Diantara klaster-klaster tersebut adalah logistik dan dapur umum.
Seperti diketahui dalam sebuah bencana yang bersifat merusak dan sangat merusak, para penyintas (korban selamat) biasanya kehilangan kemampuan untuk menjalankan kehidupan secara layak seperti dalam kondisi normal tidak ada bencana. Bahkan yang sering terjadi, mereka kehilangan akses terhadap kebutuhan sangat mendasar yaitu makanan karena sumber-sumber makanan biasanya ikut rusak.
Oleh karena itu dalam kondisi demikian, peran vital para relawan dari berbagai lembaga terutama klaster logistik dan dapur umum harus berjalan dengan baik. Ini mengingat pelayanan yang baik terhadap para penyintas akan mengurangi penderitaan bahkan mencegah sampai timbulnya korban tambahan.
Para relawan klaster logistik dan dapur umum haruslah orang-orang yang terlatih dalam bidangnya sehingga peran vital mereka bisa dijalankan dengan baik. Mengingat hal tersebut, maka Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah Jawa tengah akan menggelar Pendidikan Latihan Logistik dan Dapur Umum pada tanggal 7-10 November 2019 bertempat di Kabupaten Semarang yaitu di Kantor PDM Kabupaten Semarang dan Komplek Perguruan Muhammadiyah Sumowono, Kabupaten Semarang.
Tema dari kegiatan diklat kali ini adalah “Penguatan Kualiatas Relawan Muhammadiyah Dalam Rangka Pengurangan Resiko Bencana dan Peningkatan Kesiapansiagaan SDM” dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai yaitu memahami konsep dasar penanggulangan bencana di Indonesia, memahami sistem penanggulangan bencana yang ada di Muhammadiyah, memahami konsep logistik dalam sistem manajemen bencana, memahami konsep dapur umum dalam sistem manajemen bencana, mengerti langkah-langkah persiapan, pelaksanaan dan evaluasi klaster logistic dan klaster dapur umum didalam sistem manajemen bencana
Diklat akan diikuti oleh kontingen dari LPB Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jawa Tengah (35 PDM) dengan kuota 2 peserta/PDM, ortom tingkat wilayah dengan kuota 2 peserta/ortom dan ortom tingkat daerag dengan kuota 2 peserta/ortom.
Ketua LPB Muhammadiyah Jawa Tengah, Naibul Umam dalam keterangannya berharap dengan pelatihan ini akan muncul para kader relawan bidang logistik dan dapur umum yang profesional, “Penanggulangan bencana adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan satu sistem manajerial yang terkait antara klaster satu dengan lain, tidak ada klaster yang lebih utama dibanding klaster lainnya, semua saling mendukung dan membutuhkan oleh karena itu dibutuhkan orang-orang profesional di semua klaster,” katanya.
Sementara itu dalam diklat nantinya para peserta akan mendapatkan materi-materi antara lain Konsep dasar penanggulangan bencana di Indonesia, manejemen kedaruratan, kebijakan manajemen logistik dan peralatan bencana, manajemen logistik dan peralatan, pengenalan dapur umum serta perhitungan asupan gizi dalam sajian.
Total ada 25 materi (teori dan lapangan) yang akan disampaikan kepada para peserta dengan para pemateri berasal dari LPB Pimpinan Pusat dan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, PMI Jawa Tengah, BPBD Jawa Tengah serta Kodam IV Diponegoro. (Sapari)