Suryagemilangnews.com, Borobudur – Jalan Sehat Gebyar Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 Kabupaten Magelang berjalan dengan sangat baik. Kegiatan yang diikuti keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Magelang ini terpusat di Komplek Perguruan Muhammadiyah Borobudur pada Ahad (11/09/2022) pagi.
Berdasarkan penjualan merchandise jalan sehat-kaos dan kupon, diperkirakan terdapat kurang lebih 11.000 peserta. Mungkin ada yang meragukan jumlah ini. Namun, ada bukti yang menguatkan perkiraan jumlah tersebut.
Buktinya, jalanan di sekitar lokasi macet total karena lautan manusia. Pada saat kegiatan berlangsung, saya menyimak melalui saluran radio HT. Terpantau kalau peserta di titik start baru benar-benar habis ketika ujung depan rombongan jalan santai mencapai pos 7. Panjangnya diperkirakan ada sekitar enam kilometer. Manusia berkumpul membentuk aliran layaknya sungai. Memanjang tanpa putus.
Kegiatan ini juga berhasil membuat “tokoh dan sesepuh” turun gunung. Saya baru mengetahui. Ternyata banyak tokoh Kabupaten Magelang yang terlibat dalam kegiatan ini. Kebanyakan merupakan peserta. Semuanya memakai kaos putih bertuliskan “Aku Siap”. Kaos khusus jalan sehat ini hanya dapat diperoleh melalui pemesanan jauh-jauh hari.
Ini membuktikan kalau para tokoh ini sengaja mempersiapkan diri mengikuti kegiatan ini. Terlepas dari “motivasi” dapat undian umroh, tokoh-tokoh tersebut sengaja memakai simbol muktamar dalam dirinya. Seolah menyatakan kalau beliau-beliau memiliki keberpihakan terhadap gerakan persyarikatan.
Lebih hebatnya lagi bila kita melihat pola manajemen yang dilakukan panitia. Dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, kinerja panitia terlihat sangat efektif. Apalagi kalau disimak dari “radio celuk”. Pergerakan personel terpantau sangat jelas. Siaran induk berhasil mengkoordinasikan setiap detail kegiatan.
Narasi di atas sangat menggembirakan. Kegiatan tersebut menampilkan wajah persyarikatan yang sangat kultural. Muhammadiyah tampil sangat inklusif di tengah masyarakat. Di sela-sela jalan sehat terdapat penampilan kesenian dari berbagai amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah. Penampilan seni dan budaya ini sebagai wujud implementasi dakwah kultural yang dirumuskan saat Tanwir Muhammadiyah di Bali pada 2002 silam.
Berbagai macam sajian terbukti mampu menghimpun kader dan simpatisan. Langkah-langkah kultural seperti ini ke depannya memerlukan perhatian lebih. Sebab, citra Muhammadiyah mampu membumikan nilai-nilai keislaman sebagai modal untuk gerak kemajuan sosial. Saya kira ini menjadi modal positif untuk meneguhkan Islam berkemajuan.
Lantas apa yang perlu dilakukan setelah ini? Ini adalah pertanyaan kritis yang perlu dijawab. Terutama oleh saya sebagai anggota MPK PCM Borobudur. Jujur, menjawabnya bukanlah hal yang mudah. Meski begitu, saya mencoba untuk merumuskan jawaban dalam tiga hal berikut ini.
Pertama, kegiatan ini perlu di follow up dalam bentuk penghimpunan jamaah di tingkat cabang/ranting. Upaya menghimpun menjadi modal utama sebelum membina dan menggerakkan kader. Dari himpunan ini, kita bisa memilah kader sesuai dengan bakat, minat dan potensinya.
Kedua, pelibatan kader, organisasi otonom dan/atau komunitas yang berpihak pada persyarikatan. Jujur, saran pelibatan ini terinspirasi dari apa yang terjadi dalam perhelatan jalan sehat. MDMC, Kokam Pemuda Muhammadiyah, IPM, Komunitas Radio Simpatik, dan lain sebagainya melebur jadi satu mensukseskan kegiatan. Semuanya saling bersinergi. Masing-masing berkontribusi sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Ketiga, menindaklanjuti “Aku Siap”. Ada baiknya kesiapan warga persyarikatan ini diwujudkan dalam pengorganisasian untuk turut serta menghadiri Muktamar bulan November nanti. Walau hadirnya sebagai penggembira, saya yakin kehadiran secara langsung mampu memupuk semangat Ber-Muhammadiyah atau ber-Aisyiyah dalam sanubari warga persyarikatan.
Muktamar menjadi momentum penting dan langka. Permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah ini hanya terjadi lima tahun sekali -kecuali kalau ada kejadian luar biasa. Perhelatan ini juga menghadirkan berbagai tokoh nasional dan berbagai kegiatan. Bila dilihat dalam susunan rencana kegiatan, ada bazar dan kegiatan khusus untuk penggembira.
Sekali lagi, muktamar menjadi kesempatan emas untuk dapat dihadiri secara langsung. Mengingat jarak Magelang-Surakarta tidak terlampau jauh. Mumpung dekat, mari kita gembirakan. “Aku Siap, Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta!”
*Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Borobudur