SURYAGEMILANGNEWS.COM, MAGELANG-Lima mahasiswa lintas perguruan tinggi melaksanakan Program Kampus Mengajar 3. Program Kemendikbud itu memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengabdi di dunia pendidikan. Dalam program itu, pengajaran berbasis numerasi, literasi, dan IT ditekankan.
Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Imam Mawardi, M. Ag mengatakan, Program Kampus Mengajar adalah bentuk implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Yaitu berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa. “Terutama membantu proses pembelajaran pada jenjang Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) di berbagai desa/kota,” katanya.
Dengan pendampingan intens oleh dosen pembimbing, program ini dilaksanakan di SDN Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Tidak sembarang mahasiswa bisa ikut serta. Harus melalui beberapa seleksi terlebih dahulu sebelum dinyatakan lolos setelahnya. “Kemudian akan mendapatkan penempatan di salah satu sekolah yang sudah dipilihkan,” tutur Imam.
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam program ini adalah lima mahasiswa lintas universitas. Diantaranya Anggita Manon Katri (PGSD UNY), Puji Aisyah Zahroti (Ekonomi Pembangunan UNTID), Endang Trisnani (Pendidikan Matematika PGRI Yogyakarta), Okta Sonya Fiani (PGPAUD UNIMMA), dan Fadilla Putri Ariesta (PGSD UNIMMA).
Kampus Mengajar Angkatan ke 3 ini mengusung tema “Belajar Sambil Berdampak”. Berlangsung sejak Februari-Juni 2022. Di dalamnya memiliki program meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik. Selain itu juga praktik pembelajaran berbasis IT. Pembekalan dilakukan secara daring terlebih dahulu selama satu bulan.
Salah satu Mahasiswa Unimma Fadila Putri Ariesta mengungkapkan, program mengajar di SDN Krogowanan ini mengusung tema “Optimalisasi Perpustakaan sebagai Sarana Literasi dan Numerasi Siswa”. Para siswa diajarkan menulis karya sastra berupa puisi, pantun, dan cerita pendek. “Kita ajarkan itu pada kelas lima SD,” ucapnya.
Ia menambahkan, dua minggu pertama terlebih dahulu diajarkan tentang materi. Minggu ketiga dan keempat siswa diajak untuk perlahan membuat karya puisi, pantun ataupun cerita pendek. “Bagi mereka dalam mengajarkan karya sastra ini memang tidak mudah, akan tetapi mereka akan bisa karena terbiasa berlatih,” pungkasnya. (arf/fpa)