SURYAGEMILANGNEWS.COM, MAGELANG – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Donorejo adakan musyawarah perintisan pondok pesantren berbasis adab. Rencananya akan diintegrasikan dengan MTs Muhammadiyah Donorojo, Secang. Hal itu menuai banyak dukungan dari berbagai pihak.
Musyawarah integrasi pendidikan yang berlangsung di Aula MTs Muhammadiyah Donorojo itu dihadiri oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah. Diantaranya dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Secang KH. Ahmad Ruslan, Ketua PRM Donorojo Isrofi, Ketua Lazismu Donorojo Lovita Ivan Hidayatullah, Penanggungjawab Kepondokan Anwar As Syiddiqie, dan Kepala MTs Muhammadiyah Donorojo Nurhadi. Selain itu peserta musyawarah terdiri dari jajaran PRM Donorojo, Tim Perintis Ponpes, dan seluruh guru MTs Muhammadiyah Donorojo
Dalam sambutannya Anwar As Siddiqie mengungkapkan pesatnya pertumbuhan pesantren Muhammadiyah. Menurut Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) PP Muhammadiyah, dalam 5 tahun terakhir pertumbuhanya mencapai dua kali lipat. Tercatat di tahun 2015 hanya sekitar 150 pesantren. Namun, kini Muhammadiyah memiliki lebih dari 325 pesantren yang tersebar di seluruh tanah air.
“Oleh karena itu patut kita realisasikan PR pendahulu yang menginginkan adanya ponpes di Donorejo. Perlu ada integrasi sistem antara ponpes dengan Mts. Mari kita mulai dengan langkah yang terukur dan terencana,” kata Anwar pada Senin, (27/9).
Nurhadi menyambut baik rencana pendirian pondok pesantren sekaligus mengintegrasikan dengan MTs.
Pihaknya siap membantu kebutuhan tim perintis. “Kami sepakat, siap menyambut dan mensukseskannya. Tapi seperti inilah kondisi ruangan. Semoga menjadi semangat orientasi suksesnya ponpes di lingkungan kita,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua PRM Donorejo Isrofi. Ia sepakat bahwa seluruh elemen di Donorejo harus terintegrasi. Mengingat tata cara pendirian pesantren Muhammadiyah banyak hal yang harus dipersiapkan. Diantaranya membentuk tim pendirian (mulai unsur persyarikatan, tokoh, tenaga ahli, mudir, kyai, kepsek).
“Semua unsur harus memiliki prinsip dan visi misi yang sama. Terlebih kaitannya dengan kurikulum, pasti akan ada kurikulum kepondokan dan kurikulum sekolah. Apabila tidak ada bahasa terintegrasi, pasti akan sulit dalam implementasinya,” jelas Isrofi.
Ia juga menuturkan bahwa saat ini fasilitas yang dimiliki adalah ruangan kelas, asrama, masjid, sarana olahraga, dll. Alangkah baiknya jika realisasi pendirian ponpes dimulai sedini mungkin. Isrofi juga berpesan supaya ada pengawasan dan evaluasi secara berkala. Sehingga tetap terkontrol di setiap jalannya.
Mengakhiri sambutan dari PCM Secang KH. Ahmad Ruslan menyampaikan bahwa pr mendirikan ponpes sudah lama. Menurutnya saat ini adalah sudah waktu yang tepat untuk memulai.
“Sudah waktunya kita berubah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Jumlah murid tahun ini 22 itu sudah lumayan. Kita benahi SDM madrasah ini. Siapkan sistemnya dan bertindaklah,” tegas Ruslan.
Ruslan mengaku sangat setuju jika lembaga di lingkungan Donorejo terintegrasi. Ia juga mengajak untuk membenahi sistem pendidikan di Donorejo.
Sehingga output yang dihasilkan lebih baik.
Di akhir sesi musyawarah, dibentuklah tim perintis dan disepakati adanya pembuatan road map ponpes yang terintegrasi dengan Madrasah Tsanawiyah. Ketua tim terintegrasi adalah KH. Anwar Asyiddiqie dan Lovita Ivan Hidayatullah. Fokus hasil/ output Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Hilal ini adalah adab santri dan tahfidznya. Hal itu diharapkan dapat menjadi bahasa unggulan kepondokan.