Magelang, 27 Maret 2024. Banyak cara dan metode cara untuk memakmurkan masjid dan senantiasa hidup, diperlukan pengelolaan manajemen yang profesional. Hal ini disampaikan oleh Dr. Yusron Masduki, S.Ag.,M. Pd.I selaku ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Salam Kab. Magelang sekaligus Dosen UAD bidang keahlian Psikologi Pendidikan Islam di acara silaturahim dan ramah tamah di Masjid Ibnu Hajar Sirahan Salam Magelang. Dalam paparannya dikemukakan bahwa pihak takmir masjid perlu piknik dengan mencontoh di Masjid Jogokaryan Yogyakarta yang sudah firal. Untuk itu pengelolaan masjid harus dimenej/dikelola secara profesional, baik dari sisi manajemen, kajian keagamaan yang menarik dan harus melibatkan banyak pihak, termasuk RT, RT, kepala dusun, tokoh masyarakat serta perangkat desa setempat. Hadir dalam kajian ini Takmir Masjid Ibnu Hajar Bapak Bariq Rahman, Takmir Masjid al-Mujahidin Jagalan Salam Ustadz Khusnudin, Ustadz Abi Suharto dari Majlis Taklim Saung Kabita Jumoyo Salam, dari perwakilan pengurus masjid di kecamatan Salam, serta ibu-ibu Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Salam Kab. Magelang
Lebih lanjut dikatakan bahwa, bagi kita umat Islam, masjid tidak hanya sekadar sebagai tempat ibadah shalat saja, namun bisa lebih dari itu, yakni manakala masjid dikelola dengan baik dapat menjadi institusi yang membawa manfaat dan keberkahan, bagi lingkungan masyarakatnya, seperti yang sudah berjalan di Masjid Jogokarya Yogyakarta. Adapaun dalil untuk memakmurkan masjid sebagaimana tertera dalam surat at-Taubah ayat 18 yang berbunyi:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir (Kiamat), serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Lantas bagaimana cara pengelolaanya, Pertama, Melibatkan Semua Unsur Masyarakat. Supaya masjid dapat Makmur, jamaahnya banyak, kunci utama adalah dengan melibatkan masyarakat setempat, seperti RT, RW, kepala Dukuh, tokoh masyarakat atau seswepuh, perangkat desa, dan juga melibatkan pemuda dan remaja diseputar masjid setempat. Lebih bagus lagi, diadakan kegiatan remaja/pemuda masjid, diadakan kegiatan TK/TPA sebagai daya Tarik anak-anak berserta remajanya.
Kedua, Manajemen masjid yang tepat Sasaran. Dalam sebuah organisasi apapun termasuk di dalamnya dalam pengelolaan masjid, manajmen memegang peranan yang cukup fital dalam menggerakkan jamaah dalam memakmurkan masjid. Di sinilah diperlukan tenaga yang professional, jangan hanya sebagi sambilan, kalau perlu diadakan pelatihan pengelolaan masjid secara berkala melibatkan pakar kemasjidan atau dari DKM (Dewan kemakmuran Masjid) yang sudah mengelola manajemen secara baik, termasuk dalam pengelolaan keuangan, pengelolaan wakaf masjid, sumbangan dari donator dari jamaah atau dari para aghniya di luar masjid sekitarnya.
Ketiga, Membuat Kajian Keagamaan yang Menarik. Setelah manajemen terbentuk dengan baik, pengurus yang aktif, baru diadakan kegiatan keagamaan yang menarik seperti diadakan Majlis Taklim paling tidak dilakukan satu pekan sekali atau dua pekan sekali. Selain itu bisa diadakan penyantunan wara masyarakat yang kurang mampu, menyantuni anak yatim-piatu, khitanan, masal, pengobatan gratis dan sejenisnya.
Keempat, Memanfaatkan Media Sosial. Cara ini cukup efektif dilakukan dalam menyampaikan informasi kajian, jadwal kegiatan, kalau memungkinkan masjid ada internet, wifi, cctv sekaligus untuk menjaga keamanan masjid dan sekitarnya. Dengan adanya media sosial ini, agar meminimalisir bullying/perundungan diantara jamaah dan komunitas lainnya di masyarakat sekitarnya. Tidak kalah penting harus disediakan papan tulis white board, papan nama Merek Masjid yang cukup besar dan menarik di pinggir jalan utama, termasuk penyediaan papan pengumuman sebagai informasi seperti jadwal kegiatan, kajian-kajian temporal dan sebagainya.
Kelima, Pendanaan dan perbendaharaan. Dalam memakmurkan masjid, tidak terlepas dari pendanaan, karena dalam poin ini juga diperlukan dalam melengkapai sarana dan prasarana, seperti tempat wudhu yang cukup dan bersih, kamar kecil dan kamar mandi yang bersih dalam jumlah tertentu, kipas angin/AC yang cukup jangan sampai kepanasan/gerah, areal parkir yang aman, dan teduh, tempat rak sandal/sepatu, tertentu. Selai itu juga untuk biaya perawatan dan operasional masjid, seperti bayar listrik, petugas kebersihan, biaya martbot masjid ataupun untuk honor pemateri kajian. Tidak ketinggalan disediakan kursi duduk bagi orang tua yang tidak bisa duduk saat shalat, begitu juga untuk disabilitas.
Keenam, Perpustakaan Masjid. Dengan adanya perpustakaan dalam bentu rak ataupun etalase agar semakin lengkap dalam memberikan pelayanan, bisa berisi buku-buku sosial keagamaan, al-qur’an dan terjemah, kitab-kitab hadits, majalah dst. Begitu juga papan tulis juga tetap harus ada, karena sewaktu-waktu dapat digunakan saat kajian majlis taklim.
Diakhir paparanya, Yusron mengajak kepada segenap pengurus masjid agar senantiasa saling berkunjung antar masjid dan mushala, sehingga bisa bersinergi berukhuwah dalam rangka memakmurkan masjid di lingkungan kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. (YM)