Kyai Sabar Slamet (KSS) mencermati secara seksama Surat Himbauan dari Pusat terkait BSI bagi Ketua Majelis PKU dan Diktilibang, Majlis Dikti PP Aisyiyah, Pimpinan RSMA/PTMA serta AUM tertentu. Kyai tidak termasuk subyek di dalam maklumat itu. Tetapi sebagai kader AMM dan mantan Aktivis Gerakan Mahasiswa 1998 merasa terusik dan tergugah ghirah darah juangnya.
Tiba-tiba dia ingat apa yang pernah dikatakan Agus, yuniornya di AMM : “sampai akhir hayat, saya tidak akan pernah bisa membayar hutang budi baik kepada Muhammadiyah”.
Sebagai pelaku UMKM, bakul nasi kuning, Kyai menulis di satu lembar kertas HVS sambil menunggu pelanggan datang. Gerobak sarapan nasi kuningnya buka hanya 3 jam (05.30-08.30). Mengais rejeki sekedar sebagai kesibukan dan “nguripi” (menghidupi) 3 orang pekerja dari tetangga kampung. Sisa pendapatan lumayan buat uang jajan anak, cucu dan tabungan qurban.
Dibuatlah coretan-coretan rencana aksi seperti pemimpin gerakan reformasi dikala muda :
Nama Aksi :
JUMAT BERKAT Berbagi Nasi untuk BSI
Waktu & Tempat :
Jumat Kliwon, 7 Juni 2024, 08.00-11.00 WIB. Lokasi di semua kantor Cabang/Capem/Kas BSI se Jateng
Motto Aksi :
Ketika Marwah Persyarikatan Dipertaruhkan, Hanya Satu Kata : Lawan !!!
Peserta Aksi :
- Takmir Mushola/Masjid, Mudhir MBS, Kepsek TK ABA/SD-MI sd SMA/SMK, Ketua IPM/IMM/PM/Remaja Masjid/Mushola, Karyawan AUM, dll. Pemilik simpanan dan rekening BSI
- Jml Peserta Aksi :
BSI Cabang : 200 org
BSI Capem : 100 org
BSI Unit/Kas : 50 org
Perlengkapan Aksi :
- Mobil AmbulanMu dibantu Tim Medis dr RSMA/Poliklinik Pratama/MDMC
- Nasi Bungkus, Snack, Kudapan, AMDK AirMu Suli5/SegarMu/dsj. sesuai kebutuhan
- Buku Tabungan+ATM BSI
- Jaket/Jas AMM
Bentuk Aksi :
- Berbagi sarapan utk staf/karyawan/sopir/satpam/ nasabah BSI
- Mengambil nomor antrian nasabah dengan tertib
- Berbusana muslim/muslimah atau busana yang sopan sesuai adat ketimuran
- Mengambil Simpanan dan Menutup Tabungan
- Korlap : Koordinator UMKM setempat dibantu AMM
- Tidak Ada Orasi apalagi Agitasi
- Tidak meninggalkan sampah di lokasi aksi
Kyai sangat berempati dengan kasus BSI. Dalam batin dia bergumam : “La iya Muhammadiyah kurang apa, yen BSI ora kebangeten ora bakal PPMu gawe maklumat (jika BSI tidak keterlaluan, tidak akan pernah PPMu membuat Himbauan)”.
Dalam hidup berbangsa, bernegara, ber-ekonomi, ber-politik terkadang komunitas yang pandai bersabar dan berdiam diri seringkali dilalaikan, di- “enthengke” (dianggap ringan), hanya dihitung dan kurang diperhitungkan. Pinjam istilah Suwargi Buya Syafii : “Dalam politik Muhammadiyah itu Yatim Piatu”.
Saatnya warga Muhammadiyah menunjukkan kebesaran dan menjaga marwah persyarikatan. Jika uang simpanan di bank laksana air di dalam bendungan, saatnya pintu air dibuka dan dialirkan seluas – luasnya bagi kemaslahatan umat, masyarakat dan warga bangsa. Khususnya untuk membangkitkan Gerakan Ekonomi Umat, sektor ekonomi Mikro dan Kecil.
“Assalamualaikum… assalamu’alaikum kyai”, sapa konsumen langganan dua kali “uluk salam” sambil duduk diatas motor.
“Wa alaikum salam..” jawab Kyai sedikit kaget saking asiknya menulis sambil ngudut DjiSamSoe.
“Ngersakke pinten bu (mau minta berapa bungkus)”, tanya Kyai.
“Nyuwun 5 mawon (minta 5 saja)” jawab si Ibu sambil menyerahkan uang Rp 30 ribu.
Saya tidak tahu, apakah Kyai jadi benar-benar akan menggerakkan jaringan UMKM pangan, para bakul kuliner Jumat pagi besok. Yang pasti dia telah menutup rekeningnya di BSI sejak 2 tahun lalu. Paska terjadinya serangan hacker dan gangguan pelayanan terhadap BSI.
Wallahu’alam
Weleri, Kamis 06/06/2024
نشيط جدا هذه فكرة جيدة